BERITA TREND MASA KINI – Hustle Culture atau budaya hiruk pikuk, atau juga dikenal sebagai budaya kelelahan, berpusat pada gagasan bahwa bekerja berjam-jam dan mengorbankan diri sendiri diperlukan agar berhasil. Dengan iming-iming jika Anda memberikan semua perhatian Anda pada pekerjaan, Anda dapat mencapai apa saja.
Sejak kecil, kita diberitahu bahwa jika kita bekerja keras, kita bisa menjadi kaya dan sukses. Standar yang ada di masyarakat mengharuskan Anda memberikan 110% untuk berhasil. Dorongan kolektif yang mengatakan untuk bekerja lebih keras, lebih cepat, lebih kuat. Hari demi hari digembar-gemborkan oleh banyak orang sebagai lambang kehormatan, tetapi efek racun dari budaya ini tidak dapat diabaikan. Sudah saatnya kita menyadari bahwa budaya hiruk pikuk bukanlah gaya hidup yang sehat.
Tanda-tanda Anda terjebak dalam toxic hustle culture.
- Merasa bersalah
Apakah Anda merasa bersalah ketika berpikir untuk mengambil cuti? atau bersantai sesaat ketika Anda memiliki waktu luang ekstra? Apabila jawaban Anda ya, berarti Anda adalah salah satu korban budaya hiruk pikuk yang beracun. Misalnya, dalam satu survei terhadap WFH, ditemukan bahwa karyawan WFH sangat produktif. 62% pekerja takut dianggap malas. Mereka juga merasa bersalah bekerja dari rumah. Tekanan budaya hiruk pikuk membuat para karyawan ini sulit untuk bersantai.
2. Apatis
Budaya hiruk pikuk penuh dengan sikap apatis. Ini karena ketika orang didorong untuk menekan perasaannya, mempertahankan jam kerja yang panjang, dan tidak pernah mengambil cuti, burnout akan membuat orang-orang berhenti peduli dengan sekelilingnya.
3. Toxic positivity
Jika Anda selalu sibuk dan selalu bekerja, Anda mungkin merasa tidak ada waktu atau dengan sengaja mengabaikan emosi negatif yang Anda alami. Entah itu klien yang membuat frustrasi, atasan yang menuntut, atau kemacetan dalam perjalanan ke kantor, namun terkadang kita semua perlu mengeluh dan mengeluarkan emosi negatif tersebut.
Sekarang, apa yang harus dilakukan jika Anda terjebak dalam budaya hiruk pikuk. Berikut adalah beberapa tips bermanfaat.
- Menetapkan batasan dan prioritas
Kemungkinan besar, atasan, keluarga, dan teman Anda tidak akan suka jika Anda mulai lebih sering berkata “tidak”. Namun, cobalah untuk mengingat bahwa melindungi waktu Anda akan membuat Anda menjadi teman dan karyawan yang lebih baik dalam jangka panjang.Jadi tanyakan pada diri Anda, apakah semua yang ada di daftar yang memang benar-benar tugas Anda atau benar-benar perlu dilakukan sekarang? Kemungkinan besar, Anda tahu tugas mana yang memiliki dampak terbesar pada pekerjaan Anda. Fokuskan energi Anda pada itu, dan biarkan sisanya duduk di belakang. Dan fokuslah hanya pada yang menjadi bagian Anda. Abaikan permintaan tolong rekan kerja atau tetangga atau siapapun itu, kecuali itu benar-benar mendesak. - Hadiahi diri Anda sekarang, bukan nanti.
Budaya hiruk pikuk dibangun di atas mantra bahwa kerja keras sekarang dan suatu hari nanti akan terbayar. Putuskan siklus ini. Memperhatikan dan merawat diri Anda sangat penting untuk membangun ketahanan dan menghindari burnout. - Meminta bantuan
Jika Anda merasa mandek, mungkin sudah saatnya mencari bantuan. kesampingkan dulu ego Anda dan utamakan kesehatan mental dan jasmani. Meminta atasan Anda untuk menambahkan seseorang ke tim misalnya. Budaya hiruk pikuk terlalu menekankan kemandirian, tetapi kesuksesan sejati mengharuskan Anda belajar cara meminta bantuan.