Terdapat Rumah Anti Gempa di Lombok

Beritatrendmasakini.comWisata, Lombok Utara – Wisatawan memiliki rencana untuk berlibur ke Lombok, NTB? Cobalah untuk mengunjungi Lombok Utara di mana beberapa desanya mempunyai rumah lokal anti gempat atau bencana.

Beberapa waktu yang lalu, Beritatrend berdiskusi dengan seorang mahasiswa pascasarjana Jurusan Linguistik di Fakultas Budaya Universitas Udayana, Bali. Namanya Suliadi (33) atau biasa dikenal degan sebutan Abet.

Leluhur Suku Sasak di Pulau Lombok sudah mewariskan bagunan tempat tinggal yang bernama Bale Balaq. Apa dengan arti dan filosofi hingga bagaimana bentuknya?

Ceritanya berawal ketika pulang kampung menjenguk keluarga yang mengalami bencana gempa bumi lalu. Lokasi tempatnya di Dusun Sanggar Sari, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.

“Secara morfologis, Bale Balaq berarti frasa yang terbentuk dari dua kata yaitu, bale dan balaq. Bale merupakan rumah dan balaq merupakan bahaya atau malapetaka,” kata Suliadi.

Pada sebuah artikelnya bahwa istilah Bale Balaq pada pandangan masyarakat Sasak merupakan bagunan rumah tradisional yang bisa menghindarkan penghuninya dari bencana atau malapetaka. Hal ini terutama dari bahaya lindu atau gempa bumi.

Para leluhur masyarakat Sasak membagun sebuah bangunan yang aman dan bisa melindungi diri mereka ketka diguncang oleh gempa. Zaman dulu, ketika gempa mengguncang, maka Bale Balaq hanya bergetar dan tidak roboh meski skalanya magnitudornya tinggi.

Istilah Bale Balaq merepresentasikan makna yang adil luhung. Maknanya mencerminkan pemikrian dan pandangan leluhur masyarakat Sasak untuk memahami dunia.

“Dalam pembagunan bale balaq oleh para leluhur masyarakat Sasak juga mencerminkan sebuah bangunan yang bisa menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan hewan hingga alam,” ucap Abet.

Berhubungan dengan Tuhan dikarenakan dalam pembangunan Bale Balaq dijadikan sebagai tempat ibadah oleh penghuni ataujuga tamu. Bale Balaq menguatkan hubungan antar sesama manusia sebab dilengkapi dengan amben bale atau serambi rumah sebagai tempat duduk keluarga, tempat penerimaan tamu, ataujuga sebagai tempat diskusi.

Faktor lain yang bisa menguatkan hubungan antar sesama manusia bisa dilihat ketika memasang bahan maupun atap yang mencerminkan adanya sikap saling membantu antar masyarakat.

“Dalam pembagunan Bale Balaq bisa menciptakan nilai kegotongroyongan sebagai refleksi hubungan antar sesama manusia,” pungkasnya.

Bale Balaq dibuat dengan adanya bagian kosong paling bawah yang disebut dengan Bebaleq. Biasanya ruang itu dijadikan tempat untuk mengikat hewan ternak (kambing).

Masyarakat bisa memahami apa yang dirasakan oleh hewan ketika diikat di lelendang atau halaman rumah tentunya akan kedinginan. Semua bahan Bale Balaq merupakan bahan yang bersadal dari alam, mulai dari kayu sebagai tiang hingga bagian atap rumah.

Tereng bambu lemas digunakan untuk mengikat atap rumah. Santong bambu keras yang digunakan sebagai dinding dan sebagai alas rumah. Sesangkan batu tapak atau batu yang permukaannya datar digunakan menjadi alas tiang rumah, yang dalam Bahasa Sasak dikatakn dengan batu sendi dan ilalang digunakan menjadi atas rumah.

“Digunakan semua bahan-bahan yang berasal dari alam itu, akan menciptakan kesadaran batin si penghuni,” ucap Abet.

Kesadaran untuk tetap saling menjaga dan merawat alam berimbas buat penghuni agar bisa melangsungkan kehidupan berikutnya. Penggunaan bahan-bahan yang berasal dari alam akan menuntun pada kepedulian terhadap lingkungan dengan tetap menjaga, mereboisasi sehingga tidak mengalami kepunahan.

Nah, buat wisatawan yang sudah mengetahui arti dan filosofi rumah tradisi Suku Sasak yang disebut Bale Balaq itu? Jikalau wisatawan ingin ke Gili Trawangan, lokaisnya tidak jauh dari Pelabuhan Bangsal yang menghubungkan tiga gili.

Silakan di cobalah traveler mampir sejenak di Dusun Kerujuk, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Di sana ada sebuah kampung ekowisata, yang bernama Kampung Ekowisata Kerujuk. Tempatnya asri, berada di tengah sawah, hawa dan suasana kampungnya juga masih hijau dan segar.

Bentuk bungalow yang berada di Kampung Ekowisata Kerujuk modelnya sama dengan Bale Balaq. Inilah merupakan model rumah tradisional Suku Sasak, Lombok.

Model rumah Bale Balaq di Lombok Utara kini sedang diminati untuk dibangun kembali. Hal tersebut dikarenakan masyarakat di sana masih trauma dengan gempa.

By admin

RSS
Follow by Email