Berita Trend Masa Kini — Sarah Sands, 38 tahun, ibu lima orang anak di Inggris membunuh Michael Pleasted, pria lanjut usia, 77 tahun setelah mendengar pengakuan dari anak laki-lakinya yang bernama Bradley, saat itu berusia 12 tahun yang menyatakan bahwa dirinya telah dilecehkan secara seksual oleh kakek tua renta itu.

Tetangga dari neraka

Pada sidang pengadilan atas pembunuhan yang dilakukan Sarah Sands terhadap Michael Pleasted tahun 2015, baru terungkap fakta-fakta bahwa tenyata Michael adalah seorang penjahat dengan kelainan fedofilia yang memiliki catatan 24 hukuman atas kasus pelanggaran seksual terhadap anak-anak dalam kurun waktu tiga dekade.

Laporan pertama tercatat pada tahun 1970 atas nama Robin Moult, namanya yang terdahulu sebelum secara legal berubah menjadi Michael Pleasted. Namun karena celah, selama ini dia tidak pernah harus mengungkapkan hukuman-hukuman tersebut pada otoritas perumahan tempat dia tinggal atau komunitas di organisasi tempat dia bekerja.

Dengan identitas baru dan tanpa kewajiban untuk mengungkapkan masa lalunya, diakhir tahun 1990an, Michael pindah dan tinggal di kawasan perumahan yang sama dengan Sarah Sands sebagai seorang pensiunan yang ramah. Pekerjaan sukarela yang dia lakukan di pusat komunitas tidak hanya memberinya otoritas dan rasa hormat, tapi juga akses pada anak-anak muda yang mudah dipengaruhi.

Michael Pleasted, 77 pedofilia pemangsa anak-anak di Inggri
Michael Pleasted, 77 pedofilia pemangsa anak-anak di Inggris

Mimpi buruk seorang ibu

Michael adalah seorang panutan. Saya tidak dapat menemukan alasan untuk tidak mempercayainya. Saya pikir anakku aman.” Ungkapnya pada harian The Sun.

Bahkan ketika desas-desus yang beredar mengenai kecurigaan beberapa warga sekitar atas ‘kedekatan’ Michael dengan anak laki-laki sampai ditelinganya, Sarah alih-alih menaruh iba pada Michael dengan mampir kerumahnya dan membawakan laki-laki tua itu secanggkir teh atau makanan.

Sampai akhirnya di pertengahan November 2014, polisi sempat menahan Michael dengan dakwaan pelecehan seksual terhadap  dua anak laki-laki berusia dibawah 13 tahun. Dan juga sedang diselidiki atas pelecehan terhadap anak laki-laki ketiga. Meski begitu, dia dibebaskan dengan jaminan untuk menunggu persidangan dan lalu dibolehkan pulang kerumahnya yang dekat taman bermain dan sekolahan.

Karena kedekatannya dengan Michael, Bradley, anak laki-laki Sarah juga ikut dipanggil untuk dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Dengan histeris, Bradley akhirnya mengakui bahwa benar Michael juga telah melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.

Balas dendam Sarah

Kacau dan terbakar amarah setelah mempelajari musibah yang menimpa anaknya, Sarah yang sebelumnya sudah meneggak dua botol anggur dan mabuk berat, pergi kerumah Michael untuk melakukan konfrontasi. Tujuannya adalah untuk membuat Michael mau mengakui perbuatannya agar Bradley situs bandar online tidak perlu bersaksi di persidanagan. Namun Michael malah menuduh anak-anak itu adalah sekelompok pembohong yang berniat untuk menghancurkan hidupnya.

Alhasil, Sarah menghujamkan pisau dapur berukuran 30cm ke tubuh Michael sebanyak lima kali hingga tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri. Setelah itu Sarah menyerahkan dirinya ke kantor polisi.

“Michael tidak bisa melukai anak-anak lagi sekarang.”

Itu adalah komentar Sarah sesaat setelah diberitahu oleh polisi bahwa Michael sudah mati.

Atas perbuatannya, Sarah dijatuhi hukuman dibalik jeruji penjara selama empat tahun. Namun Sarah menyatakan bahwa dia tidak menyesali apa yang telah dia perbuat. Menurutnya dia telah melakukan hal yang sudah sepatutnya dilakukan sebagai seorang ibu.

Pada Agustus 2018 kemarin Sarah akhirnya bebas secara bersyarat.

Sarah Sands dan Putranya, Bradley sekarang
Sarah Sands dan putranya, Bradley setelah bebas

 

 

By admin

RSS
Follow by Email