BERITA TREND MASA KINI – Tahun baru, diri yang baru. Resolusi-resolusi tahun baru mulai dipikirkan dan ditulis dengan janji untuk bertahan dan berhasil hingga 12 bulan mendatang. Menurunkan berat badan. Tidur cukup dan teratur. Pergi ke gym. Meninggalkan makanan cepat saji. Berhenti merokok. Minum minuman beralkohol lebih sedikit. Dan bagi mereka yang sudah dalam kondisi cukup baik mungkin membuat resolusi yang lebih ketat: Turunkan massa tubuh (BMI) menjadi 22. Tidur 8 jam 15 menit setiap malam. Menghitung mil berlari. Khawatir tentang rasio minyak omega-6 dengan omega-3 (asam lemak) dalam makanan mereka, dll.
Resolusi ini adalah ide yang buruk. Bagi kebanyakan orang, mereka tidak memberikan hasil atau efek yang diharapkan. Setelah kehilangan 2,5 kg, mereka menghentikan diet dan kemudian malah naik 4 atau 5 kg. Mereka pergi ke gym selama 8 minggu tetapi lelah saat bulan Maret tiba. Tidak jarang resolusi-resolusi ini malah menambah kekhawatiran dalam hidup. Beberapa orang tidak bisa tidur karena mereka khawatir tentang seberapa banyak mereka harus tidur, dan yang lain menukar waktu berkualitas yang mereka butuhkan untuk mengejar daftar yang ada di resolusi.
Banyak orang yang sekarang beralih dari resolusi ke pertanyaan introspektif. Dengan mengajukan pertanyaan introspektif, kita dapat mengembangkan kejelasan tentang arti kehidupan yang dijalani dengan baik bagi kita. Dan setelah memahami dengan jelas inti dari apa artinya menjalani kehidupan yang baik, maka kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk membangunnya.
- “Jika ini adalah minggu terakhir saya hidup, apakah saya puas dengan bagaimana saya menghabiskan waktu saya?”
Sebagian besar dari kita hidup dengan “suatu hari nanti”:
“Suatu hari, aku akan bepergian.”
“Suatu hari nanti, saya akan menulis buku itu.”
“Suatu hari nanti, saya akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak atau pasangan saya.”
Hingga akhirnya Anda tidak bisa lagi mengatakan “suatu hari nanti”. Pertanyaan ini membantu menunjukkan dengan tepat apa pun yang Anda biarkan terjadi atau masuk ke dalam hidup Anda yang menghabiskan energi Anda atau hal-hal bermakna yang Anda tunda.
2. “Apa yang akan saya lakukan jika saya tidak membutuhkan uang?”
Dengan kata lain, apakah Anda hanya bekerja untuk gaji meskipun Anda sengsara, atau apakah Anda menyukai pekerjaan yang Anda lakukan?
Adalah mungkin menghasilkan uang dengan melakukan pekerjaan yang berarti.
3. “Apakah saya menjalani Momento Mori?”
Memento mori berarti “mengingat kematian”. Itu mengingatkan kita untuk mempraktikkan rasa syukur yang mendalam atas apa yang kita miliki saat kita memilikinya.
Anda tidak akan selalu hidup dekat dengan teman baik Anda.
Anda tidak akan selalu bisa menelepon ibumu.
Anda tidak akan selalu dalam kesehatan yang sempurna.
Hidup ini cepat berlalu dan berharga dan itu juga akan berakhir.
4. “Di area mana saya terlalu membuat rumit?”
Sangat mudah untuk membuang waktu melakukan pencarian dan penelitian dan merancang sistem dan rencana yang “sempurna”, tetapi menjadi sibuk tidak sama dengan menjadi produktif. Sering kali, kesibukan ini merupakan gangguan yang menghalangi kita untuk mengambil tindakan. Ingat: Kemajuan atas kesempurnaan.
5. “Di manakah saya membiarkan Four Horseman of Fear menghentikan saya melakukan pekerjaan yang berarti?”
Dalam buku terakhir dari kitab Wahyu, the Four Horsemen of the Apocalypse merupakan malapetaka bagi umat manusia. Dalam bisnis, dan dalam kehidupan, Four Horsemen of Fear adalah malapetaka bagi siapa pun yang ingin membangun sesuatu yang penting. Mereka mendatangkan malapetaka pada jiwa kita dan mencegah kita menyadari potensi kita dengan menipu kita untuk melakukan sabotase diri secara tidak sadar.
Sebagian besar dari kita memiliki potensi untuk memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang kita izinkan untuk percaya pada diri kita sendiri, tetapi keyakinan yang membatasi menghambat kita. Belajar mengidentifikasi di mana keyakinan kita yang membatasi dan perilaku sabotase diri terwujud dalam hidup kita adalah langkah pertama untuk mengatasinya sehingga kita dapat berkembang.
Sementara perenungan tentang kehidupan dan perencanaan yang matang untuk tahun yang baru dapat menjadi latihan yang hebat, berikut adalah tiga langkah sederhana yang membuat awal tahun 2023 yang lebih baik dan lebih bahagia.
- Rasa syukur
Saat Anda mendekati akhir tahun ini dan menyambut yang baru, luangkan waktu sejenak untuk membuat daftar 12 hal yang Anda syukuri saat ini. Ini mungkin termasuk kesehatan Anda, teman tertentu, anggota keluarga, atau hubungan lain, liburan atau pengalaman favorit, dll. Harap tuliskan dan letakkan daftar Anda di suatu tempat yang dapat Anda lihat secara teratur.
Penelitian telah dengan jelas menunjukkan bahwa ketika Anda merenungkan apa yang Anda syukuri (dan memusatkan perhatian Anda di sana), kemungkinan besar Anda akan merasa lebih baik, lebih optimis, dan tidak terlalu stres atau tertekan.
2. Kebaikan.
Pastikan untuk mengungkapkan kebaikan dan kasih sayang kepada orang-orang setiap hari. Itu bisa berupa sikap sopan sederhana kepada orang asing atau bantuan untuk teman tetapi pastikan untuk mengatakan kata-kata yang baik, menawarkan senyum ramah, atau tindakan kebaikan / kasih sayang lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa mengungkapkan kebaikan dan kasih sayang juga membuat kita merasa lebih baik, tidak terlalu stres, cemas, tertekan, dan juga lebih optimis.
3. Penerimaan
Luangkan waktu sejenak untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda hidup di dunia tempat Anda tinggal bersama orang-orang dan kondisi yang mengelilingi Anda. Tentu saja Anda dapat berupaya untuk mengubah keadaan hidup atau lingkungan Anda menjadi lebih baik di tahun baru, tetapi ingat nasihat tua ini: Ubah apa yang Anda bisa, terima apa yang tidak dapat Anda ubah dan berusahalah untuk mengetahui perbedaannya.
Sekali lagi, penelitian mendukung anggapan bahwa Anda akan lebih bahagia dan lebih optimis jika Anda berusaha untuk melepaskan hal-hal yang tidak dapat Anda ubah dan berusaha menerima kenyataan itu. Jangan melawan apa yang tidak bisa Anda ubah… terima dan lanjutkan hidup Anda.
