BERITA TREND MASA KINI – Tahu kah Anda bahwa kecanduan belanja dapat mengantar seseorang untuk menjadi pembunuh berantai? Dana Sue Gray adalah contoh yang paling tepat untuk kasus ini. Perempuan kelahiran California Selatan, Amerika Serikat, 64 tahun yang lalu ini adalah seorang mantan perawat yang kemudian menjadi pembunuh berantai yang telah membunuh tiga wanita jompo pada tahun 1994. Dia ditangkap setelah korban keempat selamat dan mengidentifikasi dirinya. Pembunuhan itu dilakukannya untuk menopang kebiasaan belanjanya. Karena mengaku bersalah di pengadilan, dia terhindar dari hukuman mati. Pada tanggal 16 Oktober 1998, Dana Sue Gray dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat dan dipenjarakan di Penjara Wanita California.

Korban-korban Dana adalah perempuan jompo berusia 87 – 66 tahun yang tinggal sendirian di rumah mereka. Modus yang dipakai Dana adalah mencari alasan agar perempuan-perempuan tersebut mengundangnya datang kerumah mereka tanpa kecurigaan Dana bakal menghabisi nyawa mereka dengan mencekik menggunakan tali atau kabel telepon. Setelah korban-korbannya tewas, Dana mencuri kartu kredit mereka. Dia menggunakan kartu kredit korban-korbanya untuk pergi makan ke restoran kelas atas, mendapatkan tatanan rambut baru untuk dirinya dan putra pacarnya, dan pergi berbelanja ke toko pakaian, toko perhiasan, toko kelontong, dll.

Istilah ‘shopaholic’ sering digunakan untuk menggambarkan orang yang memiliki kecanduan belanja. Meskipun ini sering digambarkan sebagai salah satu kecanduan yang paling dapat diterima secara sosial, kecanduan belanja ini dapat menciptakan masalah serius dalam kehidupan seseorang. Terlilit hutang adalah masalah yang sering ditemukan pada si gila belanja ini.

Berikut ada 7 pertanda bahwa Anda mungkin adalah atau calon shopaholic:

  1. Anda hobi menghabiskan berjam-jam dari waktu Anda untuk menelusuri toko/aplikasi online.
  2. Uang yang ada keluarkan untuk belanja lebih besar jumlahnya dari yang mampu Anda keluarkan atau budget yang Anda punya. Bahkan Anda sampai harus meminjam uang ke orang lain.
  3. Anda merasakan dorongan yang lebih kuat untuk belanja setiap merasa kesal atau marah dan setiap mood Anda sedang tidak bagus.
  4. Merasa kehilangan kendali. Bagi mereka yang kecanduan, berbelanja terkadang terasa seperti satu-satunya cara mereka bisa mendapatkan kembali kendali atas hidup mereka. Seperti yang kita ketahui, sulit untuk keluar dari siklus yang tidak sehat ini.
  5. Belanja membuat Anda bergairah seolah-olah Anda baru saja naik rollercoaster. Gejolak dari efek euforia disebabkan oleh lonjakan dopamin. Sama seperti kecanduan narkoba, otak akan menghasilkan lebih sedikit dopamin setiap kali sudah terbiasa dengan aktivitas yang sama. Namun, tubuh kemudian mendambakan perasaan yang menggembirakan dan oleh karena itu orang dapat merasa seperti mereka perlu meningkatkan jumlah yang mereka belanjakan untuk mendapatkan lonjakan dopamin yang lebih tinggi.
  6. Membeli begitu banyak sehingga Anda memiliki banyak barang yang tidak pernah dipakai atau digunakan.
  7. Berbelanja di tempat tidur ketika Anda seharusnya tidur.

Kita juga bisa lebih dekat mengenal beberapa karakteristik utama orang yang cenderung miliki masalah kecanduan belanja berikut ini.

  1. Pencari Persetujuan atau Approval-seeking.

Pecandu belanja banyak ditemukan pada pribadi yang baik hati, simpatik, dan tidak kasar kepada orang lain. Namun sebenarnya mereka kesepian dan terisolasi. Karena itulah mereka gampang terpengaruh oleh orang lain. Pengalaman berbelanja memberikan interaksi positif dengan tenaga penjualan dan harapan bahwa apa yang telah mereka beli akan meningkatkan hubungan mereka dengan orang lain.

2. Tingkat percaya diri yang rendah.

Berbelanja adalah cara bagi para pecandu belanja untuk mencoba meningkatkan harga diri, terutama ketika objek yang diinginkan berkaitan atau berpotensial meningkatkan status sosial mereka. Namun, harga diri yang rendah juga bisa menjadi konsekuensi dari kecanduan belanja, terutama karena utang dapat meningkatkan perasaan tidak mampu dan tidak berharga.

3. Kontrol terhadap impuls atau dorongan yang buruk.

Impuls atau dorongan itu sifatnya alami. Perasaan atau keinginan yang tiba-tiba, dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang kemudian membuat Anda merasa perlu untuk bertindak. Kebanyakan orang merasa cukup mudah untuk mengendalikan impuls mereka. Namun pada pecandu belanja, impuls tersebut terasa amat berlebihan dan tak tertahankan.

4. Terbuai fantasi.

Kemampuan berfantasi pecandu belanja lebih kuat  daripada orang yang bukan. Para shopaholic bisa berfantasi tentang betapa serunya ketika mereka berbelanja. Mereka dapat membayangkan semua konsekuensi positif dari membeli objek yang diinginkan, dan mereka senang melarikan diri ke dunia fantasi untuk melarikan diri dari kenyataan hidup yang keras.

5. Materialistis

Secara mengejutkan sebenarnya pecandu belanja tidak tertarik untuk memiliki sesuatu. Mereka membeli sesuatu hanya untuk memuaskan dorongan yang datang.  Ini menjelaskan mengapa shopaholic membeli hal-hal yang sebenarnya tidak mereka butuhkan atau gunakan.

Untuk mengekang keinginan belanja yang berlebihan, berikut adalah beberapa tips dari para ahli.

  1. Sembunyikan aplikasi belanja Anda dari layar utama ponsel Anda. Semakin sering Anda bisa melihat ikon aplikasi belanja, itu akan merangsang impuls belanja Anda. Bila diperlukan, hapus sekaligus dari ponsel Anda.
  2. Pantau jumlah waktu yang Anda habiskan untuk melihat-lihat barang-barang di aplikasi belanja.
  3. Pahami bahwa tidak normal untuk memiliki jumlah pakaian yang sama dengan influencer yang ada ikuti. Karna sebagian besar pakaian/barang itu akan dikirim kembali oleh mereka ke pihak yang mengendorse.
  4. Jika Anda membutuhkan motivasi untuk lebih sedikit berbelanja, ingatlah semakin sedikit barang yang kita beli, semakin baik bagi lingkungan. Pertimbangkan untuk menyumbangkan barang-barang yang belum pernah Anda gunakan atau kenakan untuk amal, atau sumbangkan uang yang seharusnya Anda habiskan untuk amal keperdulian terhadap lingkungan.
  5. Yang terpenting, jika Anda merasa sedang berjuang dengan kecanduan belanja, jangan mengecilkan ini. Hubungi teman dan orang terkasih yang mungkin dapat membantu dan pastikan untuk menghubungi profesional kesehatan mental. Kecanduan belanja umumnya menutupi masalah mendasar dari stres yang dapat bermanifestasi menjadi kecanduan lain jika Anda tidak berbelanja.

 

By admin

RSS
Follow by Email