BERITA TREND MASA KINI – Kata demensia menggambarkan serangkaian gejala, yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer. Usia (satu dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan satu dari enam di atas usia 80 tahun), bawaan genetik, faktor lingkungan, gaya hidup dan kesehatan umum diyakini sebagai penyebab atau faktor yang mempengaruihi demensia. Pada beberapa orang, penyakit ini dapat berkembang diam-diam selama bertahun-tahun sampai gejalanya muncul.
Orang dengan demensia secara psikologis sering merasa bersalah dan menjadi beban bagi orang-orang yang mengasuhnya atau keluarga lainnya. Mereka juga kerap merasa malu karena tidak bisa mengingat atau melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang lain. Oleh sebab itu, penting bagi anggota keluarga untuk meluangkan waktu untuk mempelajari cara berkomunikasi lebih baik dengan orang yang mereka cintai yang menderita demensia.
- Hindari gangguan
Jika Anda perlu melakukan percakapan serius dengan seseorang yang menderita demensia, lakukan di tempat yang tenang. Hal-hal seperti televisi, anak-anak berlarian, dan musik dapat mengganggu, sehingga pemrosesan informasi menjadi suatu tantangan. Membatasi gangguan memungkinkan penderita demensia lebih mudah dalam memahami apa yang ingin Anda komunikasikan.
2. Tenang, ringkas dan jelas
Jika Anda sudah berada di tempat yang tenang, yang selanjutnya perlu Anda lakukan adalah bersikap tenang, ringkas, dan jelas. Saat berkomunikasi dengan penderita demensia yang kemampuan pendengaran dan kognitifnya berangsur berkurang, berbicara dengan sikap tenang, singkat dan jelas dapat membantu memperlancar percakapan apa pun.
3. Jangan terburu-buru
Di dunia yang serba cepat ini, kita terbiasa berbicara cepat atau kadang terburu-buru karena kesibukan yang kita miliki sehari-hari. Tetapi ketika berbicara dengan penderita demensia yang sering kesulitan menemukan kata, cara ini sama sekali tidak tepat. Sebagai pengasuh, berikan waktu kepada mereka untuk mengemukakan kata atau kata-kata yang ingin diucapkan.
pengasuh dan orang-orang terkasih juga harus memperlambat ucapan mereka sendiri. “Orang dengan demensia mungkin mengalami kesulitan memproses informasi dengan cepat, oleh sebab itu kita perlu memperlambat ucapan kita. Beri mereka banyak waktu untuk memproses apa yang Anda katakan dengan hening. Ini memang butuh kesabaran, namun penting! Beberapa penderita demensia memerlukan waktu hingga 90 detik untuk memproses dan memahami sepenuhnya apa yang baru saja mereka dengar.
4. Jangan hanya memberi tahu. Juga tunjukkan
Jika Anda ingin penderita demensia melakukan sesuatu yang spesifik, mungkin akan lebih baik jika Anda menunjukkan kepadanya apa yang perlu mereka lakukan, daripada sekadar memberi tahu mereka. Contoh, “Sudah waktunya berangkat, pakailah mantelmu terlebih dahulu.” lalu tunjukkan mantelnya. Jangan hanya mengatakan, ‘Pakai mantelmu!’
5. Hormati
Orang dengan demensia bukanlah anak-anak, meskipun mereka mungkin kembali berperilaku seperti anak kecil, tetap berbicara kepada mereka seperti orang dewasa adalah cara yang terbaik.Bagi orang dewasa yang berhadapan dengan orangtua yang mengidap demensia, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Meskipun terkadang pengasuh utama terasa seperti orang tua bagi ibu atau ayah mereka, penting untuk diingat bahwa Anda tetaplah anak mereka.
6. Tanyakan tentang masa lalu
Orang yang mengidap demensia kehilangan ingatan jangka pendeknya. Ajaklah penderita demensia untuk menceritakan kisah hidup mereka dengan berfokus pada ingatan jangka panjang mereka untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif. Jadi silakan bernostalgia dengan orang yang Anda cintai. Tersesat dalam nostalgia bisa menjadi ‘jeda’ yang menyenangkan bagi Anda berdua.