BERITA TREND MASA KINI – Pada bulan Ramadhan, mejelang waktu berbuka, berjajar di pinggir jalan tepatnya, kita biasanya bisa menemukan banyak penjual dadakan yang menjajakan beragam kudapan untuk berbuka puasa yang dikenal dengan takjil.
Kata takjil berasal dari bahasa Arab yaitu ajjala – yu’ajjilu – ta’jilan yang artinya “menyegerakan” atau “cepat-cepat”. Dalam hal ini, takjil bermakna kegiatan menyegerakan untuk membatalkan puasa ketika waktunya tiba. Di Indonesia, kata takjil dilakukan penyederhanaan ucapan, dari kata ta’jilan menjadi takjil. Kata tersebut juga diserap dalam bahasa Indonesia dan tercantum di KBBI, yakni bermakna makanan kecil untuk berbuka.
Kalau di Indonesia, takjil yang paling sering ditemukan adalah bermacam jenis kolak, bubur manis, hingga gorengan seperti bakwan, tempe mendoan, pastel dan juga minuman manis seperti es cendol, es campur dan masih banyak lainnya.
Bagaimana dengan negara lain? Terutama negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ternyata mereka juga memiliki takjil andalan masing-masing.
- Güllaç – Turki
Islam adalah agama terbesar di Turki. Lebih dari 99 persen penduduknya adalah Muslim, 70% nya adalah Muslim Sunni. Turki memiliki beberapa masjid bersejarah, masjid nasionalnya adalah Masjid Sultan Ahmed, juga dikenal sebagai masjid biru di Istanbul, Masjid Süleymaniye, Hagia Sofia, yang sekarang menjadi museum, sebelumnya masjid dan sebelum itu gereja. Keduanya juga di Istanbul. Masjid Kocatepe di Ankara, dan Masjid Alâeddin di Konya juga patut diperhatikan.
Masakan Turki terkenal dengan makanan penutup susunya yang lezat dan Güllaç adalah salah satunya. Güllaç adalah makanan penutup tradisional di bulan Ramadhan yang berasal dari Era Ottoman. Kata Güllaç berasal dari kombinasi kata ‘Güllü’ dan ‘Aş’ dalam bahasa Turki. Kata ‘Gül’ berarti ‘mawar’ dan kata ‘Aş’ berarti makanan dalam bahasa Inggris. Kata ‘Güllü-Aş’ akhirnya berubah menjadi kata ‘Güllaç’. Anda mungkin penasaran akan hubungan bunga mawar dengan makanan penutup ini. Bukan bunga mawar itu sendiri yang menjadi salah satu bahan makanan penutup ini tetapi air mawar.
Pada tahun 1400-an, makanan penutup yang lezat ini dibuat dengan mencampurkan tepung maizena dengan air untuk membuat lembaran Güllaç hingga setipis kertas. Ketika adonan tadi terkena udara, adonan itu cepat kering dan menjadi mudah untuk ditumpuk. Pada setiap lembarnya orang Turki biasanya menaburkan biji-biji buah delima merah atau strawberry dan kacang-kacangan seperti pistasio atau walnut lalu merendamnya dengan air mawar atau susu dan ditambahkan gula.
- Zulbiā dan Bāmieh – Iran
Ramadhan memiliki makna luar biasa dalam tradisi dan adat istiadat Iran. Banyak orang di Iran menghiasi toko atau gang mereka dengan lampu dan bunga. Orang-orang akan saling memberi selamat dengan mengucapkan ‘Ramadhan Mubarak’ (Ramadhan yang diberkati). Masjid menjadi lebih aktif selama bulan suci Ramadhan. Relawan melakukan tindakan amal, mendistribusikan makanan dan buka puasa di masjid-masjid kepada orang-orang sebagai nazar.
Di mana ada Zulbiā, akan ada Bāmieh juga. Kudapan manis ini terbuat dari dari tepung, tepung jagung, yogurt dan air mawar yang dicampur jadi satu hingga membetuk adonan yang siap untuk digoreng. Keduanya lalu direndam dalam sirop yang terbuat dari campuran air saffron, air mawar, gula, madu, perasan air lemon yang lezat selama beberapa detik untuk menyerap rasa yang menyenangkan. Suguhan manis yang spesial ini paling cocok dinikmati dengan secangkir teh tawar hangat.
- Sawine – Trinidad dan Tobago
Meski bukan merupakan agama mayoritas di negara Trinidad dan Tobago, tapi ada 65.318 orang atau 6% dari populasi yang memeluk agama Islam. Salah satu takjil yang populer adalah Sawine. Ini adalah kudapan manis berbasis susu yang yang didalamnya terdapat bihun yang telah dipanggang hingga kecoklatan, disiram dengan ramuan manis, krim, susu, diresapi dengan kayu manis, elychee, cengkeh dan rempah-rempah lainnya. Ini juga mengandung banyak tambahan atau topping seperti ceri maraschino, almond dan kismis. Sangat menyegarkan dan mudah untuk membuatnya.
