Setelah Menang di Praperadilan, Novanto Masih saja Digoyang di Golkar?

Beritatrendmasakini.comNews, Jakarta – Setya Novanto sudah bisa bernapas lega dikarenakan status tersangkanya sudah dicabut oleh hakim tunggal Cepi Iskandar di sidang praperadilan. Meski dengan begitu, bagaimana dengan posisinya Novanto sebagai Ketum Golkar?

Seperti yang sudah diketahui, hakim tunggal Cepi mencabut sattus tersangkanya Novanto pada kasus e-KTP di sidang praperadilan di PN Jaksel. Cepi berpendapat penetapannya menjadi tersangka harus dilakukan pada hari dimana tahap penyidikan suatu perkara.

“Dengan mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian,” kata hakim Cepi membacakan amar putusannya di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Jumat (29/9).

Pada sisi lainnya, Golkar sedang mempersiapkan dalam mengelar rapat pleno yang berhubungan dengan meminta kesediaan Novanto untuk menunjuk pelasana tugas (Plt) Ketum. Golkar akan menugasi Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie (Ical) untuk meminta kepada Novanto untuk mundur dari jabatannya yang sekarang sebagai Ketum.

Baca juga : PDIP Menyetujui Anggaran Kunker Luar Negeri DPR Dinaikkan

Mengenai dengan praperadilan Novanto, Korbid Polhukam Golkar Yorrys Raweyai tidak ingin berkata banyak. Yorrys hanya bisa mengatakan rapat pleno mengenai Plt Ketum kaan tetap digelar pada Senin (2/10) mendatang.

Kini kita juga harus memiliki rencana Plan A dan Plan B. Plan A itu intinya hari Senin kita harus tetap mengadakan rapat, tetapi tidak bisa menutup kemungkinan mereka akan gagalkan, seperti tadi malam kan mereka mengadakan rapat, Anda ingin menang Anda harus mengetahuinya kekuatan lawan dan kelemahannya lawan,” tuturnya di sela Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Golkar di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (29/9).

Jika Senin (2/10) nanti Novanto tidak ingin mundur, Yorrys mengatakan bahwa DPP akan mengambil alih keputusan mengenai perebutan kekuasaan itu. Keputusannya DPP dikatakan sudah didukung langsung oleh DPD-DPD Golkar.

“Ambil alih saja, pleno nanti akan menetapkan Airlangga Hartanto yang menjadi Plt,” kata Yorrys.

Namun, jika Novanto menerima untuk mundur secara baik-baik, Maka Ketua DPR itu hanya perlu membuat surat. “Membuat surat bahwa dia bersedia menunjuk Airlangga, gitu saja,” tambahnya Yorrys.

Airlangga diyakinkan pasti akan bersedia. Ini membuktikan dia mau hadir dalam membuka acara Rakornis sebagai pengganti Ketum. Ada juga isu yang mengatakan Ketua Harian Golkar, Nurdin Halid yang akan menjadi Plt Ketum, meski yang bersangkutan telah membantahnya.

“Bukan, saya kan ketua hariannya, jadi apapun kebijakannya DPP itu juga ketua harian memegang peran yang penting dan strategis dalam melaksanakan amanat munas. Jadi saya kira cukup untuk menjadi ketua harian saja, tidak perlu menjadi Plt,” ucap Nurdin dalam kesempatan terpisah.

By admin

RSS
Follow by Email