BERITA TREND MASA KINI – Pada tanggal 17 September 2008, Menteri Kesehatan Tiongkok, Chen Zhu melaporkan bahwa lebih dari 6.200 anak jatuh sakit, dan bahwa lebih dari 1.300 anak, sebagian besar bayi yang baru lahir, dirawat di rumah sakit dengan 158 menderita gagal ginjal akut. Pada tanggal 23 September, sekitar 54.000 anak dilaporkan jatuh sakit dan empat orang meninggal dunia. Tambahan 10.000 kasus dilaporkan dari provinsi-provinsi pada tanggal 27 September. Bahkan seekor anak singa dan dua bayi orangutan di Kebun Binatang di Hangzhou dilaporkan juga menjadi korban. Penyebabnya adalah susu formula yang terkontaminasi melamin yang diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Sanlu Grup.
Pada tanggal 8 Oktober, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengeluarkan angka korban terbaru karena kasus ini bukanlah penyakit menular, jadi tidak perlu untuk diumumkan kepada publik lebih lanjut. Namun Reuters mengumpulkan angka-angka yang dilaporkan oleh media lokal di seluruh negeri, dan mengatakan bahwa jumlah korban mencapai hampir 94.000 orang pada akhir September. Khususnya, 13.459 anak telah terkena dampak di Gansu, provinsi Henan telah melaporkan lebih dari 30.000 kasus keracunan, serta provinsi Hebei juga melaporkan hampir 16.000 kasus keracunan.
Melamin yang kaya akan nitrogen kadang-kadang ditambahkan secara ilegal ke produk makanan untuk meningkatkan kandungan proteinnya. Metode Kjeldahl, serta Metode Dumas yang digunakan untuk menguji kadar protein tidak dapat membedakan antara nitrogen dalam melamin dan nitrogen yang terjadi secara alami dalam asam amino, yang memungkinkan kadar protein dipalsukan untuk meloloskan produk dari uji kualitas. Melamin juga dapat membantu menyembunyikan pengenceran palsu dengan air. Melamin diketahui menyebabkan gagal ginjal dan batu ginjal pada manusia dan hewan ketika bereaksi dengan asam sianurat di dalam tubuh. Penggunaan melamin dalam produksi makanan sangat tidak disetujui oleh WHO maupun otoritas nasional manapun.
Kronologi skandal ini dimulai sejak Desember 2007, ketika Sanlu mulai menerima keluhan tentang batu ginjal. Salah satu keluhan yang paling menggemparkan terjadi pada tanggal 20 Mei 2008, ketika seorang ibu memposting di forum setelah dia mengetahui bahwa Sanlu menyumbangkan susu yang dikeluhkannya oleh anak-anak yatim piatu korban gempa bumi Sichuan yang terjadi di tahun yang sama.
Para dewan perusahaan Sanlu untuk pertama kalinya memerintahkan pihak ketiga untuk melakukan beberapa tes. Kandungan Melamin terdeteksi dalam hasil tes pada tanggal 1 Agustus 2008. Pada tanggal 2 Agustus, hampir sebulan sebelum masalah ini menjadi publik, Dewan Sanlu memutuskan untuk mengeluarkan penarikan seluruh susu bayi kepada pedagang grosir tetapi tidak menginformasikan kepada pedagang grosir bahwa produk tersebut terkontaminasi.
Di hari yang sama, perusahaan susu paling besar di Selandia Baru, Fonterra, yang memiliki 43% saham di Sanlu, mengatakan bahwa mereka diberitahu tentang kontaminasi melamin dan mengatakan bahwa mereka telah mendorong dengan keras untuk penarikan kembali secara penuh kepada publik. Meskipun ada penarikan produk, Fonterra mengatakan bahwa administrator lokal menolak penarikan resmi.
Usut punya usut administrator lokal yang dimaksud adalah wakil walikota Shijiazhuang yang menolak penarikan tersebut dan menginstruksikan Dewan Sanlu untuk “menutup mulut para korban dengan uang”. Sanlu diminta untuk menunggu sampai akhir Olimpiade musim panas 2008 yang akan diselenggarakan di Beijing dari 8 hingga 24 Agustus untuk menghindari gangguan apapun yang dapat mengancam kelancaran acara mancanegara empat tahunan tersebut.
Pada tanggal 15 September, Sanlu grup mengeluarkan permintaan maaf secara publik atas susu formula produksi mereka yang terkontaminasi melamin. Sanlu diperintahkan untuk menghentikan produksi, dan memusnahkan semua produk yang tidak terjual dan ditarik kembali. Pihak berwenang dilaporkan menyita 2.176 ton susu bubuk di gudang Sanlu. Diperkirakan 9.000 ton produk telah ditarik kembali.
Secara total, 21 orang diadili dan dijatuhi hukuman di Shijiazhuang pada bulan Januari atas keterlibatan mereka dalam skandal tersebut. Dua orang dijatuhi hukuman mati, satu orang dijatuhi hukuman mati dengan masa percobaan, dan 18 orang lainnya dijatuhi hukuman penjara antara dua tahun dan seumur hidup.
Zhang Yujun, yang oleh jaksa disebut sebagai salah satu “penjahat utama”, dinyatakan bersalah karena memproduksi 776 ton “bubuk protein” yang dicampur melamin dan menjual 600 tonnya kepada para perantara seharga 6,83 juta yuan ($998.000).
Geng Jinping dinyatakan bersalah karena menambahkan 434 kg bubuk yang dicampur melamin ke sekitar 900 ton susu segar untuk meningkatkan “kandungan protein” selama uji kualitas.
Menurut pernyataan dari Pengadilan Menengah Rakyat Shijiazhuang, Zhang dieksekusi karena membahayakan keselamatan publik dan Geng dihukum mati karena memproduksi dan menjual makanan beracun.
Dan salah satu vonis yang paling ditunggu-tunggu adalah vonis Tian Wenhua, yang merupakan ketua Sanlu Group, produsen susu bubuk bayi terbesar. Tian mengaku bersalah, dan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mengetahui tentang keluhan susu tercemar dari konsumen pada pertengahan Mei. Dia kemudian tampaknya mengepalai tim kerja untuk menangani kasus tersebut, tetapi tidak melapor kepada pemerintah kota Shijiazhuang hingga 2 Agustus. Tian dihukum penjara seumur hidup.
China Daily melaporkan Geng berlutut di lantai ruang sidang dan memohon pengampunan kepada keluarga korban selama persidangan. Pengadilan juga menghukum wakil manajer umum Sanlu Wang Yuliang dan Hang Zhiqi masing-masing lima belas tahun dan delapan tahun penjara, dan mantan manajer Wu Jusheng lima tahun.
Zhang Yujun dan Geng Jinping dieksekusi pada 24 November 2009. Tian Wenhua menerima beberapa pengurangan hukuman karena berkelakuan baik selama bertahun-tahun, dan dibebaskan pada tahun 2024 lalu.