BERITA TREND MASA KINI – Pada tanggal 26 Agustus 2024, gempa bumi berkekuatan 5,8 terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut BMKG, DIY adalah provinsi yang perlu diwaspadai karena merupakan salah satu poin rentan untuk gempa bumi megathrust. Kemudian berita peringatan mengenai ancaman bencana alam ini pun mulai tersebar di internet dan menjadi topik pembicaraan karena diperkirakan hanya tinggal menunggu waktunya terjadi sehingga warga di tanah air mulai siaga.
Megathrust adalah jenis gempa bumi yang paling kuat di bumi. Gempa ini terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya. Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi “terjebak” di tempat mereka bersentuhan. Akhirnya, penumpukan regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan gempa megathrust yang besar terjadi.
Karakteristik utama megathrust meliputi gempa yang sangat kuat, sering mencapai skala 9 atau lebih tinggi yang dapat bertahan selama beberapa menit dan sering menghasilkan tsunami besar, yang dapat menyebabkan kerusakan luas di sepanjang garis pantai.
Berikut adalah enam area rawan megathrust di Indonesia:
- Zona Subduksi Sumatra
Zona subduksi Sumatra membentang di sepanjang pantai barat Pulau Sumatra, dari Aceh ke Lampung. Zona ini adalah tempat pelat Indo-Australia yang bergerak ke utara bertemu dengan pelat Eurasia. Wilayah ini telah mengalami beberapa gempa bumi besar, termasuk gempa bumi 2004 di Aceh dengan besarnya 9,1-9,3 yang menyebabkan tsunami yang menghancurkan di Samudra Hindia.
2. Zona Subduksi Jawa
Zona Subduksi Jawa terletak di selatan Pulau Jawa, di mana pelat Indo-Australia bergerak di bawah pelat Eurasia. Mengingat aktivitas seismik yang tinggi di wilayah ini, potensi megathrust di zona ini sangat besar. Selain itu, wilayah ini juga berpenduduk sangat padat, sehingga risiko bencana dan kerusakan akibat gempa bumi megathrust bisa sangat signifikan.
3. Zona Subduksi Nusa Tenggara dan Bali
Zona subduksi terletak di selatan daerah Nusa Tenggara dan Bali. Zona ini juga memiliki potensi megathrust karena aktivitas tektonik yang intens. Gempa bumi di Lombok pada tahun 2018, dengan besarnya 6,9, adalah salah satu contoh aktivitas seismik di wilayah ini, meskipun tidak dikategorikan sebagai megathrust. Namun, risiko gempa bumi megathrust tetap karena adanya zona subduksi aktif.
4. Zona Subduksi Laut Banda
Laut Banda, yang terletak di Indonesia timur, juga merupakan zona subduksi yang rentan terhadap gempa bumi megathrust. Wilayah ini adalah titik pertemuan dari beberapa pelat tektonik kecil, seperti Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Banda, dan Lempeng Laut Timor. Kompleksitas pertemuan pelat ini meningkatkan potensi gempa bumi megathrust di wilayah tersebut.
5. Sulawesi dan Zona Subduksi Maluku
Daerah Sulawesi dan Maluku memiliki potensi megathrust yang signifikan, terutama di bagian utara Sulawesi dan Laut Maluku. Aktivitas seismik di wilayah ini seringkali tinggi, dengan interaksi antara lempeng Pasifik dan mikro di sekitarnya. Gempa bumi megathrust di wilayah ini dapat menyebabkan tsunami yang mempengaruhi daerah pantai sekitarnya.
6. Zona Subduksi Papua
Papua, terutama di utara dan selatan, juga rentan terhadap gempa bumi megathrust. Bagian utara Papua berada di pertemuan Lempeng Pasifik dan Lempeng Laut Filipina, sedangkan bagian selatan dikaitkan dengan subduksi pelat Indo-Australia. Aktivitas tektonik di wilayah ini menjadikannya salah satu area yang harus diperhatikan.
Megathrust pernah terjadi sebelumnya, tepatnya pada hari Minggu pagi 26 Desember 2004 pukul 00:58:53 UTC, gempa besar yang berukuran 9,1 pada skala Richter melanda pantai barat Sumatra, Indonesia. Gelombang hingga 30 meter dicatat ketika tsunami menyapu Aceh. Diukur dari korban jiwa yang berjumlah 221.000, ini menjadikannya salah satu dari 10 gempa bumi terburuk dalam sejarah yang tercatat, serta tsunami terburuk dalam sejarah.
Dan pada 11 Maret 2011, ketika gempa sebesar 9.1 melanda pantai timur laut Honshu di Jepang. Tsunami yang dihasilkan oleh gempa bumi tiba di pantai dalam waktu 30 menit, melewati tembok laut dan melumpuhkan tiga reaktor nuklir dalam beberapa hari. Bencana ini mengakibatkan lebih dari 18.000 orang tewas, termasuk beberapa ribu korban yang tidak pernah pulih.
Sayangnya tidak ada yang tahu dan tidak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan megathrust akan terjadi. Alangkah baiknya apabila sebagai warga negara yang baik, kita mempersiapkan diri dan segala keperluan penting dalam menghadapi ancaman yang menurut laporan hanya tinggal menunggu waktu.
Berikut adalah beberapa persiapan penting:
- Siapkan ransel darurat yang berisi:
- Persediaan Dasar: Air, makanan yang tidak mudah busuk, kotak P3K, senter, baterai, radio bertenaga baterai, dan peluit.
- Dokumen-dokumen penting.
- Item pribadi: Pakaian ganti, obat -obatan pribadi, selimut dan bantal.
2. Rencana evakuasi
- Identifikasi rute cara untuk keluar dari rumah, apartemen atau gedung kantor Anda.
- Pilih lokasi yang aman di luar rumah Anda di mana Anda dapat bersatu kembali dengan anggota keluarga.
- Lakukan latihan reguler untuk membiasakan diri dengan proses evakuasi.
3. Pelajari teknik pertolongan pertama dasar untuk menanggapi cedera jika terjadi keadaan darurat, misalnya untuk melakukan CPR jika perlu.
4. Pantau berita tentang peringatan cuaca, peringatan gempa, dan prosedur darurat.
5. Bersiaplah untuk tsunami dengan mengetahui lokasi rute darat atau evakuasi dalam kasus tsunami.