Berita Trend Masa Kini.com, Beberapa bulan yang lalu Menteri keamanan didalam Negeri Amerika Serikat, John Kelly, merencanakan sebuah pemeriksaan akun media sosial sebagai salah satu prosedur pengurusan visa AS. Hal ini di beritahukan John Kelly pada saat berbicara didepan anggota parlemen di washington DC, AS.
Sekarang rencana itu akan ditidaklanjuti dengan serius. Beberapa hari yang lalu, pada hari Selasa (23/05/2017), pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menyetujui saran John Kelly.
Penjaga kedutaan Amerika Serikat dari berbagai negara akan diberikan bebasan untuk menanyakan tentang media sosial, alamat e-mail, nomor telepon, dan informasi biografi atas permohonan visa selama lima tahun terakhir.
Baca juga : Setelah Move On Dengan Glenn Fredly, Aura Kasih kini Berpacaran Dengan Morgan Oey
Tidak hanya itu, bukti jejak perjalanan pengaju visa selama lima belas tahun terakhir juga akan diminta. Begitu juga dengan nomor paspor lama.
Hanya berlaku bagi pemohon visa tertentu.
Menurut pejabat Departemen Luar negeri AS, mempertanyakan terhubung media sosial akan diberikan ke pemohon visa tertentu saja. Petugas kedutaan Amerika Serikat baru diperbolehkan bertanya jika ingin memastikan identitas pengaju yang dicurigai.
Meskipun demikian, tidak dipaparkan secara rinci pengaju seperti apa yang patut dicurigai. Petugas kedutaan Amerika Serikat seakan-akan diberikan kekuasaan penuh untuk menentukan pengaju mana yang akan diberikan pertanyaan mendalam mengenai media sosial.
Hal ini mendapat kritikan dari berbagai macam pihak. Presiden Asosiasi Amerika-Iran, Babak Yousefzadeh mengungkapkan, Amerika Serikat selama ini merupakan negara dengan proses aplikasi visa yang paling ketat di dunia.
“Kebutuhan untuk memperketat proses aplikasi yang benar-benar tidak jelas,” Ucapnya.
Belum cukup jelas kapan kebijakan ini benar-benar diimplementasikan. Yang jelas, pada masa percobaan tersebut, sebuah kebijakan baru biasanya harus disusun dan diuji dalam periode waktu tertentu sebelum benar-benar direalisasikan.
