Pemerintah Terang-terangan Pembangunan di Puncak Ijen, Banyuwangi

Beritatrendmasakini.comWisata, Banyuwangi – Simpang siur mengenai informasi pembagunan fisik di puncak Gunung Ijen, Bayuwangi berujung polemik. Pemerintah juga terang-terangan mengenai urusan hal itu sesungguhnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendapatkan banyak pertanyaan maupun cuitan netizen yang banyak keberatan dengan pembagunan di puncak Ijen.

“Beberapa pertanyaan media yang hingga di handphone saya, langsung saya forwad ke Bu Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang memiliki kawasan itu. Dan beliau langsung merespon cepat, terima kasih Ibu MenLHK, ini begitu membantu netizen yang begitu ingin tahu,” pungkas Arief Yahya di Bayuwangi, setelai menyaksikan Bayuwangi Etho Carnival (BEC), Sabtu (11/11/2017).

Menpar yang asli Banyuwangi memberikan penjelasan kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Pertama, apa yang telah dibagun yaitu pagar, musala dan toilet, sangat dibutuhkan oleh wisatawan.

Baca juga : Bebek Raksasa Secara Tiba-tiba Terlihat di Danau Taman Kota Meikarta

Kedua, ucap Arief Yahya, lokasi bagunan musala dan toilet tidak ada pada lokasi yang biasa untuk melihat pemandangan dan bukan pada jalur pendakian.

“Mungkin ini yang perlu untuk disosialisasikan, agar tidak menimbulkan berbagai praduga,” ucap Arief Yahya.

Lalu apa penjelasan dari MenLHK Siti Nurbaya yang dikirim ke Menpar Arief? Ini penjeleasannya. Konstruksi dibagun dengan berbagai pertimbangan :

1. Karena lebar bibir Kawah Ijen hanya 2 meter, dengan kanan kiri kawan dan jurang sebingga perlu untuk diantisipasi dengan pagar pengaman. Pagar dibagun dengan struktur menyerupai kayu sehingga terlihat menyatu dengan alam.

2. Pagar juga telah ada sebelumnya dan sangat tidak aman. Pagar akan membatasi pengunjung dari kawah, karena pengunjung terlarang untuk turun ke kawah dan selama ini belum ada pembatasan meski adanya papan larangan.

3. Toilet dan mushola menjawab guna memenuhi permintaan para wisatawan, masyarakat dan pejabat yang berkunjung ke Ijen selalu mengeluh dengan ketiadaan musala sehingga tidak bisa salat subuh dengan tepat waktu.

Mengenai toilet dan mushola, Menpar Arief Yahya juga membenarkan, bahwa itu diperlukan di setiap destinasi wisata di manapun.

“Di seluruh destinasi wisata di dunia, di mana juga pasti membutuhkan toilet yang bersih, bagus dan nyaman. Jadi ini bagus, kalau ingin menjadi global player, harus menggunakan global standard,” ucap Arief Yahya lagi.

Ucap Arief Yahya, Menteri Siti Nurbaya juga memberikan penjelasan kepada dirinya bahwa di puncak hanya akan dibagun pagar pengaman, toilet dan musala. Tidak ada bagunan lain selain itu dan bukan kereta gantung, warung, toko, resto, hotel atau taman bermain.

Titik mushola dan toilet juga bukan di jalur pendakian, dan tidak akan menghalagi pandangan pengunjung dari Blue Fire, karena berjarak 226 meter dari titik Blue Fire. Demikian pula tinggi pagar hanya 85 cm sehingga tidak akan menghalagi view fotografinya.

Siti Nurbaya kepada Mepar juga memastiskan investor dari proyek tersebut yaitu negara, karena Ijen dibagun dengan Dipa KLHK melalui Dipa BBKSDA Jatim Tahun Anggaran 2017.

“Saya rasa penjelasan Bu MenLHK bagus, semoga ini dapat membantu netizen, yang mengetahui seputaran Ijen,” pungkas Arief Yahya.

By admin

RSS
Follow by Email