BERITA TREND MASA KINI – Thae Su Nyein kontestan Miss Grand International 2024 dari Myanmar mengumumkan secara terbuka bahwa ia akan mengembalikan mahkotanya. Perempuan berusia 18 tahun itu mengklaim bahwa ia dan negara yang diwakilinya telah ‘dicurangi’ usai keluar hanya sebagai Runner-up kedua dalam ajang kecantikan skala internasional itu.
Miss Grand International atau yang lebih dikenal dengan nama Miss Grand adalah sebuah kontes kecantikan yang diselenggarakan untuk menyuarakan diakhirinya perang dan kekerasan. Kontes ini didirikan pada tahun 2013 oleh Nawat Itsaragrisil, pembawa acara dan produser televisi Thailand. Pemenang kontes akan tinggal di Thailand selama satu tahun dan mendedikasikan diri untuk bekerja sebagai juru bicara organisasi serta terlibat dalam acara amal yang terkait dengan kampanye tersebut.
Miss Grand International 2024 yang diadakan pada 25 Oktober 2024 di MGI Hall, Bangkok, Thailand kemarin adalah edisi yang ke-12. Dimana Rachel Gupta, kontes Miss Grand International asal India dinobatkan sebagai Miss Grand International 2024. Mengalahkan Miss Grand Filipina, Christine Juliane Opiaza sebagai Runner-up pertama dan Miss Grand Myanmar, Thae Su Nyein sebagai Runner-up kedua.
Beredar luas di internet sebuah cuplikan video yang menampilkan Theu Su Nyein terlihat menangis saat dibantu turun dari panggung. Nampak juga Direktur nasional Myanmar Htoo Ant Lwin yang terlihat melepaskan selempang dan mahkota Miss Myanmar itu. Htoo kemudian membantu Thae sambil berjalan, sambil menunjuk dan berteriak pada orang yang mengambil video mereka.
Dalam siaran Live di akun Instagram pribadinya, Thae mengatakan bahwa ia memutuskan untuk mengembalikan mahkotanya karena merasa telah ‘dicurangi’ dan bahwa seharusnya ia memenangkan dua penghargaan, yakni Best in National Costume yang dimenangkan oleh Brazil, Ekuador dan Honduras dan penghargaan Country’s Power of the Year yang dimenangkan oleh Thailand.
Lebih lanjut Thae mengatakan bahwa ia merasa kasihan kepada orang-orang senegaranya setelah semua upaya mereka agar ia dapat meninggalkan jejak sebagai perwakilan Myanmar di Miss Grand International. Ia juga menegaskan kembali bahwa keputusan untuk mengembalikan mahkota adalah keputusannya sendiri dan tidak dikendalikan oleh siapa pun.
Di aula itu, banyak bendera Myanmar di sana. Saya dapat melihat dari panggung, banyak orang menangis, banyak orang saya menangis, orang-orang Burma saya menangis. Bagaimana saya bisa tetap bahagia dengan menerima mahkota itu?
Jadi saya mulai menangis karena saya merasa kasihan kepada mereka, saya merasa sedih untuk mereka, bukan karena saya tidak mendapatkan mahkota pemenang. Saya tidak berjuang untuk mahkota pemenang, saya berjuang untuk negara saya.
Menanggapi kontroversi dari keputusan Thae mengembalikan mahkota, pihak kontes kecantikan Miss Grand International (MGI), Presiden MGI Nawat Itsaragrisil telah secara resmi menerima keputusan Thae. Sekaligus secara efektif mengakhiri hubungan kontes kecantikan tersebut dengan kontestan dan tim nasional Myanmar.
Dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Bangkok, Presiden MGI bahkan berkomentar negatif terhadap sikap Thae.
Apa yang membuatnya begitu delusi? Jika dia menginginkan tempat pertama dan harus mendapatkannya, saya sarankan dia membuat kontesnya sendiri sehingga dia bisa memenangkan setiap gelar.