BERITA TREND MASA KINI – Pada Januari 2014, Li Hao pria Tiongkok 36 tahun dieksekusi mati karena karena pembunuhan, pemerkosaan, penahanan ilegal, prostitusi terorganisasi, dan membuat pornografi untuk keuntungan pada tahun 2012. Li Hao menjadikan enam wanita sebagai budak seks di ruang bawah tanah dan membunuh dua di antaranya.

Bermula ketika Li Hao membeli sebuah rubanah di bawah apartemen tempat ia, istri dan anak mereka tinggal pada tahun 2009. Ia diam-diam membeli rubanah tersebut menggunakan nama istrinya dari gajinya bekerja sebagai pegawai toko. Ia berbohong dengan memberitahu istrinya bahwa ia mengambil pekerjaan tambahan sebagai penjaga malam. Namun yang ia kerjakan adalah menggali rubanah itu sepulangnya bekerja agar para tetangga tidak curiga dengan kegiatan yang ia lakukan dibawah sana.

Ketika rubanah tersebut belum benar-benar selesai, Li Hao memutuskan untuk mulai dengan rencananya yang menjadi tujuan utama ia membelinya. Suatu hari ia berhasil memperdayai seorang perempuan muda yang berprofesi sebagai PSK untuk ikut bersamanya ke rubanah. Sejak malam itu PSK tersebut sudah tidak lagi bisa keluar dari sana. Perempuan itu dengan cepat menjadi budak pemuas nafsu bejatnya. Ia bahkan membuat perempuan itu membantunya bekerja menyelesaikan rubanah tersebut.

Setelahnya, Li Hao sukses memperdayai lima PSK lainnya. Jadi ada enam PSK yang ia sekap di rubanah miliknya. Mereka berusia sekitar 16 hingga 23 tahun dan mereka disekap selama dua hingga 21 bulan. Mereka hanya diberi makan dua hari sekali untuk membuat mereka lemah dan tidak bisa kabur. Dan secara bergilir dan berulang kali ia memperkosa mereka. Korban yang berusia 20 tahun sempat hamil dan dipaksa untuk melakukan aborsi.

Lama kelamaan Li Hao mulai kewalahan dengan segala macam tugas yang harus ia lakukan demi mempertahankan para PSK tersebut di dalam rubanahnya. Termasuk dari segi dana, ia mulai terbebani karena harus memberi makan mereka. Akhirnya ia pun mulai ‘menjual’ dan mendapatkan keuntungan dari mereka.

Kekejaman Li Hao tidak berhenti disana, ia juga memaksa tiga perempuan untuk membunuh dua perempuan lainnya, satu dicekik dan seorang lainnya meninggal setelah dipukuli berulang kali karena dicurigai berusaha untuk melarikan diri dan menghasut yang lain.

Kejahatan Li Hao terungkap ketika salah satu perempuan yang ditugaskan untuk keluar dan melayani laki-laki yang telah membayar Li Hao, memberanikan diri untuk mengadukan perbuatan Li Hao terhadapnya dan perempuan lainnya. Beruntungnya laki-laki tersebut percaya dan setuju untuk meminjamkan ponselnya untuk menelepon polisi.

Beruntung pula Polisi juga percaya dan langsung segera bertindak. Ketika polisi menggeledah rubanah sesuai dengan laporan dan arahan perempuan itu, mereka menemukan tiga perempuan lainnya dan juga menemukan jasad dua perempuan yang dikubur di kuburan dangkal di sudut ruang bawah tanah.

Li Hao ditangkap ketika hendak kabur ke luar kota. Hukuman mati untuknya disetujui oleh Mahkamah Rakyat Agung. Tiga perempuan yang ditawan juga dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap dua rekan tawanan mereka. Namun, pengadilan bersikap lunak dalam menghakimi para perempuan tersebut karena keadaan saat mereka ditahan, menemukan bahwa mereka bertindak atas perintah, dan dalam satu kasus paksaan. Salah satu wanita dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan dua lainnya menjalani masa percobaan.

By admin

RSS
Follow by Email