Kisah yang Kelam di Lubang Jepang Bukittinggi Membuat Merinding

Beritatrendmasakini.comWisata, Bukittinggi – Liburan ke Bukittinggi, tidak sedikti wasatawan yang berkunjung ke Lubang Jepang. Biarpun sudah menjadi tempat wisata, lubang tersebut menyimpan kisah yang begitu burus pada masa lalu.

Bersama dengan para pemenang kompetisi foto #MudikSerupaAP2 dan Disbudpar Sumatera Barat, kita juga turun mengunjungi Lubang Jepang di Bukittinggi beberapa minggu yang lalu.

Ketika jam sudah menunjukkan sekitar 09.00 pagi. Perjalanan juga dimulai lebih dahulu ke Taman Panorama yang menghadapi Ngarai Sianok. Kebetulan, Tanaman Panorama menjadi salah satu akses untuk bisa masuk ke Lubang Jepang yang termasuk populer menjadi objek wisata.

Seperti yang diketahui, Lubang Jepang merupakan terowongan atau juga bunker pertahanan yang dulu digunakan oleh Jepang di Bukittinggi sekitar tahun 1942 yang lalu. Lubang ini juga menjadi salah satu yang menceritakan mengenai kekejaman penjajahan Jepang, sementara dua lubang lainnya berada di Bandung dan Biak.

Setelah berjumpa dengan pemandu yang bernama Nofirman, kami dan rombongan memasuki Lubang Jepang. Ia juga menjelaskan mengenai lubang tersebut.

“Ini aslinya kotak, diubah oleh Pemda menjadi seperti ini. Yang membuat ini bukan asli Jepang, yang desain merupakan orang Jepang,” tutur Nofirman sambil menunjukkan pola dinding terowongan yang mengarah ke bawah.

Dijelaskan oleh Nofirman, dahulu Lubang Jepang ini dibuat oleh tenaga kerja paksa atau bisa dikatakan romusha yang didatangkan langsung dari tiga daerah berbeda di wilayah Indonesia.

“Dulu yang membuat ini para pekerja yang didatangkan dari tiga daerah, dari Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Alasannya dikarena mereka tidak mengetahui Bukittinggi, tidak bisa berkomunikasi juga dikarena masih menggunakan bahasa daerah masing-masing,” pungkas Nofirman.

Fakta unik lainnya, lubang ini dikatakan menjadi terowongan terpanjang di Asia dengan total keseluruhan mencapai 8 Km. Di dalamnya terdapat sekitar 21 lorong kecil dengan bermacam fungsi.

“Ada sekitar 21 lorong dengan berbagai fungsi, ada yang menjadi ruang amunisi, lubang pelarian, lubang mata-mata, ruang pertemuan dan juga ruangan penjara.” pungkas Nofirman.

Secara, terowongan di Lubang Jepang memang sudah diperluas oleh Pemda. Beberapa ruang yang dulu mejadi tempat amunisi sudah diberi papan penanda hingga terali untuk menahan jika ada vandalisme.

Baca juga : Indonesia Menunjukkan Seni dan Budaya di Belgia

Setelah melewati lorong dan melewati ruang amunisi, perjalanan kembali dilanjutkan ke satu ruang yang menjadi penjara di masas lalu. Di ruang tersebut, para tahanan disiksa tanpa diberikan makanan dan minum.

“Penjara tersebut bentuknya Leter L, dulu pintunya menggunakan rotan sebelum diganti menjadi besi seperti sekrang. Mereka disiksa, tidak dikasi makan dan minum,” kata Nofirman.

Tepat disamping ruang penjara, terlihat satu ruang kecil yang menjadi ruang dapur. Jika dikatakan dapur, ruang ini menjadi salah satu bagian paling kejam di Lubang Jepang.

“Ini dapur, di dalamnya terdapat dua lubang kecil, diatas dan di bawah lubang dipergunakan untuk mengintai, yang kecil di bawah ini untuk membuang jenazah. DI bawahnya mengalir sungai yang membawa hanyut jenazah,” kata Nofirman.

Mendengar penjelasan Nofirman tentu saja membuat bulu kuduk merinding. Entah sudah berapa banyak orang yang dibawa masuk dan dibunuh di Lubang Jepang imi. Nofirman juga tidak mengetahui dengan jelas, seberapa banyak orang yang sudah gugur di sini.

“Masih ada dua misteri yang masih belum terungkap, yang pertama ke mana Jepang membuang tanah dari hasil galian dan berapa banyak romusha yang telah mati di sini,” tutur Nofirman.

Fakta menarik lainnya, Lubang Jepang ini terhubung menuju beberapa titik strategis di Bukittinggi. Sebut saja Jam Gadang Bukittinggi dan juga Istana Bung Hatta.

Pada akhirnya, Lubang Jepang menjadi saksi bisu sejarah akan pendudukan Jepang di Bukittinggi. Walau penuh dengan kisah yang sangat buruk, Lubang Jepang tetap menjadi objek wisata edukasi yang harus diketahui oleh generasi muda.

Bagi kamu yang ingin berkunjung, harga tiket masuknya termasuk murah sebesar Rp 15 ribu untuk orang dewasa, Rp 12 ribu bagi anak-anak dan Rp 20 ribu bagi wisatawan asing.

By admin

RSS
Follow by Email