BERITA TREND MASA KINI – Croissants memang identik dengan negara Prancis atau menara Eiffel dan banyak orang mengira pastri lezat ini berasal dari negara tersebut. Namun nyatanya croissants aslinya berasal dari negara Austria.
Secara luas dipahami bahwa croissant masa kini merupakan turunan dari ‘kipferl’ (atau kipfel), kue kering berbentuk bulan sabit asal Austria yang menyerupai croissant yang lebih tipis dan padat, dibuat dengan mentega dalam jumlah banyak dan sering disajikan dengan gula dan kacang almond. Kisah asal usul kipferl juga sarat dengan mitos. Menurut legenda, kipferl berasal dari akhir abad ke-17 sebagai perayaan kemenangan Austria atas Kekaisaran Ottoman dalam pengepungan Wina.
Menurut cerita, para pembuat roti Wina, yang biasanya bekerja di ruang bawah tanah, bangun pagi-pagi untuk memulai pekerjaan mereka dan mendengar pasukan Ottoman mencoba membuat terowongan ke kota yang bertembok tebal itu. Para pembuat roti melaporkan rencana musuh tersebut kepada para pasukan Austria yang berbuah kemenangan bagi Austria. Untuk merayakan kepahlawanan mereka, para pembuat roti Wina menciptakan kipferl dengan bentuk melengkung yang dibuat menyerupai bulan sabit bendera Ottoman.
Lalu, bagaimana makanan lezat khas Wina ini kini menjadi salah satu makanan khas Prancis yang paling dikenal? Salah satu legenda yang mengaitkan kipferl dengan Paris adalah karena itu merupakan camilan kesukaan Marie Antoinette, yang kelahiran Austria. Ketika ia menikah dengan Raja Louis XVI pada tahun 1770, ia membawanya ke Paris.
Kelahiran croissant yang sebenarnya lebih tepat dikaitkan dengan August Zang, seorang pengusaha Austria yang membuka toko roti bergaya Wina di Paris pada tahun 1838. Boulangerie Viennoise milik Zang beralamat di di 92 Rue Richelieu, Paris, yang dikenal oleh orang lokal sebagai “Zang’s”.
Zang adalah warga Paris pertama kali menemukan apa yang kemudian menjadi croissant. Meskipun Zang’s hanya buka selama dua tahun, produk Vienneserie-nya yang unik dan teknik pemasarannya yang cerdas kala itu, yakni menggunakan iklan surat kabar dan pajangan jendela yang mewah untuk menarik pelanggan, membuat kipferl-nya menjadi sensasi. Begitu tenarnya sehingga pada saat Zang tutup pada tahun 1840, sudah ada belasan peniru yang membuat kue berbentuk bulan sabit kesukaannya. Kemudian tidak butuh waktu lama hingga kue ini menjadi bagian dari budaya Paris, dengan kata Prancis ‘croissant’ (yang berarti ‘bulan sabit’) menggantikan nama aslinya kipferl.
Pastri kering yang memiliki tekstur berlapis-lapis ini mungkin merupakan salah satu makanan sarapan paling nikmat, entah Anda lebih suka mengolesinya dengan mentega dan selai segar, mentega asin, atau sepotong keju yang gurih, atau bahkan sekadar menyantapnya au naturale atau polos.
Banyak orang telah memakan hidangan lezat ini dengan berbagai cara yang mungkin tidak dianggap sebagai pendekatan yang paling rapi. Sering kali akan ada tumpukan remah-remah setelah menyantap croissant panas yang segar.
Menurut The School of Etiquette SA, langkah pertama untuk membuat sarapan croissant yang lezat bagi Anda yang lebih suka menyantapnya dengan mentega, selai atau marmalade adalah dengan menyobek sepotong croissant seukuran gigitan dan oleskan sedikit olesan pilihan Anda di atasnya dengan pisau mentega. Terakhir, Anda dapat meletakkan croissant yang sudah diberi topping dengan rapi ke dalam mulut Anda. Langkah penting lainnya, adalah dengan memilih piring makan berukuran beaar, karena remah-remah croissant bisa berjatuhan dimana-mana.
Dan perlu diingat bila olesan favorit Anda adalah mentega atau butter, mentega merupakan salah satu bahan utama dalam croissant. Menambahkan mentega pada makanan yang berbahan dasar mentega mungkin bukan pilihan yang tepat jika ingin berat badan yang ideal.
Beberapa orang ada yang memilih untuk menikmati croissants dengan mencelupkan croissants ke kopi atau cokelat hangat. Paduan itu memang terdengar sangat menggiurkan dan dipercaya dapat membantu mengatasi masalah remah-remah yang berjatuhan. Namun itu adalah salah satu kesalahan dalam menikmati pastri ini. Croissant memang cocok untuk dimakan dengan kopi, tapi bukan mencelupkannya ke dalam kopi, cokelat panas, atau minuman lainnya karena croissants sangat lembut dan cepat lembek. Kemudian, potongan-potongan yang lembek itu jatuh ke minuman Anda, yang mana akan berantakan dan bisa terlihat menjijikkan.
meskipun Anda berhasil mencelupkannya dengan cukup cepat untuk memasukkannya ke mulut Anda sebelum hancur, itu tetap saja merupakan kesalahan etiket karena cairan itu bisa menetes ke seluruh tubuh Anda dan meja.
Jadi berikut ini adalah rangkuman etiket dalam menyantap croissants yang benar:
- Gunakan jari Anda.
- Potong-potong menjadi potongan seukuran gigitan. Jangan mengangkat dan menggigitnya utuh-utuh.
- Letakkan olesan atau topping di piring roti Anda daripada menggunakan langsung dari piring bersama.
- Gunakan pisau mentega untuk menambahkan olesan ke croissant Anda sedikit demi sedikit.
- Jangan mencelupkannya ke dalam minuman.