Himbauan Imparsial Kepada Masyarakat: Jangan Cepat Simpulkan Pelakunya

Beritatrendmasakini.com – Direktur Imparsila Al Araf meminta agar masyarakat untuk tidak terlalu cepat dalam mengambil sebuah keputusan mengenai kesimpulan yang terkait dalam tragedy penembakan yang memakan korban jiwa dalam sebuah kerusuhan di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

“Dalam perihal ini yang mengenai situasi gejolak politik, selalu ada banyak pihak yang berkepentingan atau dalam kata lain ikut campur tangan tangan dari oknum yang tidak bersangkutan. Hal ini kemungkinan akan terjadi seperti kerusuhan pada saat Mei 1998, namun kita tidak tahu”. Maka dari itu hal ini yang menurut saya yang harus di antisipasi,” sebutnya kepada Tirto, Rabu (22/05/2019).

Ia mengatakan bahkan dalam situasi ini kerusuhan yang sarat dan bias berkepentingan, banyak kemungkinan akan terjadi. Maka dari itu kami membutuhkan perting penting dari hasil investigasi dari lembaga lembaga yang objektif. “Dalam arti kata, masyarakat juga jangan terlalu cepat dalam menyimpulkan bahwa aparat telah melakukan penembakan. Harus ada penyimpulan dari otoritas yang obyektif, dalam hal ini Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) ataupun melalui Institusi DPR yang melakukan pengawasan,” Ungkapnya ke awak media.

Baca Juga: Prabowo Menggugat Hasil Pilpres ke MK

Al Araf sendiri mengatakan bahwa komnas HAM memiliki hak besar dalam kewenangan untuk melakukan segala bentuk proses penyelidikan jika benar benar terjadi hal yang dianggap bermasalah berupa tindak kekerasan. Ia yakin bahwa kerja komnas HAM di negara ini sangatlah bagus dan merupakan sebuah lembaga independen dan obyektif dalam memberikan investigasi yang minim dan pengaruh kepentingan.

Seperti yang pernah dilaporkan sebelumnya,korban kericuhan yang terjadi di Tanah Abang terkait kasi  22 Mei yang dilariskan ke RSUD Tarakan telah mencapai lebih dari  80 orang. Dua diantaranya meninggal dunia. Korban tersebut bernama Adam Nooryan (17) dan Abdul Aziz (26). Namun telah diketahui Abdul Aziz merupakan sebuah anggota simpatisan Forum pembela Islam (FPI) asal kota Pandeglang, Banten. Dan dari informasi terakhir terdapat 20 orang masih dalam perawatan di RSU dan 58 sisananya sudah di perkenankan untuk pulang.

By admin

RSS
Follow by Email