BERITA TREND MASA KINI – Pada hari-hari terakhir bulan Desember 2024, tujuh insiden yang melibatkan pesawat terbang komersil yang membawa ratusan penumpang terjadi yang di berbagai negara, termasuk Kazakhstan, Korea Selatan, Kanada, Norwegia, Jerman, dan UEA. Dari kecelakaan kecil hingga kecelakaan tragis yang merengut nyawa banyak penumpang.

Insiden ini telah mendorong otoritas penerbangan global untuk memulai investigasi komprehensif guna mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, baik kegagalan mekanis, kesalahan manusia, atau faktor eksternal seperti cuaca dan ketegangan geopolitik.

Temuan ini diharapkan dapat mengarah pada peningkatan langkah-langkah keselamatan yang bertujuan untuk mencegah kejadian di masa mendatang. Berikut adalah rangkuman tujuh insiden tersebut.

25 Desember: Penerbangan Azerbaijan Airlines 8243 jatuh di Kazakhstan

Pesawat Embraer 190 Azerbaijan Airlines yang sedang dalam perjalanan dari Baku ke Grozny, ibu kota Chechnya, jatuh di dekat Aktau di Kazakhstan, menewaskan 38 dari 67 penumpang dan awak pesawat.

Kemudian pada hari Kamis, pejabat Azerbaijan mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut jatuh akibat terkena rudal milik Rusia. Ditemukan banyak lubang di badan pesawat sehingga kemungkinan pesawat itu bertabrakan dengan sekawanan burung sepenuhnya dicoret dari penyebab jatuhnya pesawat. Kecelakaan itu terjadi di tengah aktivitas pertahanan udara Rusia terhadap pesawat nirawak Ukraina dan gangguan GPS terdeteksi di wilayah tersebut.

29 Desember: Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 mendarat darurat di Korea Selatan

Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan setelah roda pendaratan depannya rusak, menewaskan 179 dari 181 penumpang dan awak pesawat dalam bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan sejak 1997. Penyelidik berfokus pada kemungkinan tabrakan dengan burung di dekat bandara, yang terletak di habitat burung migran, sebagai faktor penyebabnya.

Dua orang yang selamat dari kecelakaan pesawat tersebut, seorang pramugara dan seorang pramugari tengah menjalani pemulihan di rumah sakit terpisah di Seoul. Pria yang selamat, yang mengalami patah tulang dirawat di unit perawatan intensif Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha kini telah berada dalam keadaan sadar dan sudah bisa berkomunikasi dengan staf medis. Tidak ada indikasi kehilangan ingatan atau semacamnya. Sementara pramugari yang selamat, seorang wanita berusia 25 tahun juga dalam tahap pemulihan dan tidak dalam perawatan intensif.

Pasca insiden memilukan hati ini, Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari dan acara-acara Tahun Baru dibatalkan.

29 Des: Penerbangan Air Canada Express 2259 tergelincir di landasan pacu disertai kobaran api di Kanada

Penerbangan Air Canada Express 2259, De Havilland Dash 8-400, melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield setelah terjadi kerusakan roda pendaratan. Pesawat tergelincir di landasan pacu dengan kobaran api dan percikan api terlihat dari satu sayap. Hebatnya, seluruh 77 penumpang dan awak pesawat selamat tanpa cedera.

Menurut keterangan penumpang, pesawat miring dan tergelincir saat mendarat. Petugas darurat segera merespons, dan penerbangan di bandara tersebut sempat ditangguhkan. Penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan penyebab kegagalan mekanis.

29 Des: Penerbangan KLM 1204 mendarat darurat di Norwegia

Penerbangan KLM 1204, Boeing 737-800 yang sedang dalam perjalanan dari Oslo ke Amsterdam, mengalami kegagalan sistem hidrolik tak lama setelah lepas landas. Pilot mengalihkan pesawat ke Bandara Sandefjord Torp di Norwegia, tempat pesawat tergelincir dari landasan pacu ke area berumput saat pendaratan darurat. Seluruh 176 penumpang dan enam awak pesawat tidak terluka. Investigasi difokuskan pada kegagalan hidrolik yang dilaporkan sebagai penyebab insiden tersebut.

29 Desember: Pesawat UEA jatuh di lepas pantai Ras al-Khaimah

Sebuah pesawat kecil jatuh di lepas pantai Ras al-Khaimah di UEA, menewaskan pilot dan kopilotnya. Otoritas Penerbangan Sipil Umum telah meluncurkan penyelidikan atas penyebab kecelakaan tersebut.

29 Desember: Pesawat jatuh di Bandara Stuttgart di Jerman

Sebuah pesawat Cessna C-172 jatuh di dekat landasan pacu Bandara Stuttgart pada Minggu sore, melukai dua orang dan mengganggu lalu lintas udara. Pilot mengalami luka ringan, sementara seorang penumpang dirawat di rumah sakit dengan luka serius.

Jarak pandang yang buruk karena kegelapan dan kabut mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Penerbangan ditangguhkan selama 90 menit selama upaya tanggap darurat.

30 Desember: Pendaratan darurat penerbangan Jeju Air 7C101

Lagi-lagi Penerbangan Jeju Air 7C101, Boeing 737-800 yang membawa 161 penumpang, mengalami masalah roda pendaratan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo di Seoul. Pilot memutuskan untuk kembali ke Gimpo, tempat pesawat mendarat dengan selamat. Seluruh 161 penumpang selamat dan tidak terluka. Penyebabnya adalah masalah pada roda pendaratan.

Sebagai bonus dibawah ini adalah rangkuman kecelakaan pesawat terbang paling fatal dalam sejarah penerbangan dunia.

Bencana Bandara Tenerife – 1977

Tanggal 27 Maret 1977 menandai tanggal kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah. Bencana ini tidak terjadi di udara melainkan di landasan pacu Bandara Tenerife di Kepulauan Canary. Melibatkan dua jet Boeing 747, yakni Pan American World Airways (Pan Am) dan KLM Royal Dutch Airlines. Kedua jet jumbo itu bertabrakan, mengakibatkan hilangnya nyawa sebanyak 583 orang.

Cuaca buruk menjadi penyebab utama dalam bencana ini. Bandara diselimuti kabut tebal, mengurangi jarak pandang hingga hampir nol. Lebih buruk lagi, kontrol lalu lintas udara dan awak kedua pesawat menghadapi masalah komunikasi, yang menyebabkan kesalahpahaman yang menghancurkan.

Pilot KLM, yang salah mengira izin untuk lepas landas, mulai mempercepat laju di landasan pacu. Sementara itu, jet Pan Am masih melaju di landasan yang sama, berniat untuk keluar darinya. Jet KLM lepas landas, tetapi sudah terlambat untuk menghindari pesawat Pan Am. Tabrakan yang terjadi dan kebakaran berikutnya menyebabkan banyak korban, menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah penerbangan.

 Penerbangan Japan Airlines 123 – 1985

Pada tanggal 12 Agustus 1985, tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Haneda Tokyo, Boeing 747 Japan Airlines mengalami kerusakan parah pada sekat tekanan belakang pesawat memicu serangkaian reaksi mematikan yang menyebabkan pesawat menabrak gunung, menewaskan 520 orang. Ditemukan bahwa kerusakan pada sekat tersebut merupakan akibat dari perbaikan yang tidak tepat yang dilakukan tujuh tahun sebelum kecelakaan.

Penerbangan 123 Japan Airlines memegang rekor sebagai kecelakaan pesawat tunggal paling mematikan dalam sejarah. Ini adalah contoh tragis lainnya tentang bagaimana mengabaikan langkah-langkah keselamatan dapat berakhir dengan bencana.

Tabrakan di atas desa Charkhi Dadri – 1996

Insiden dahsyat ini, yang terjadi pada 12 November 1996, menyandang gelar sebagai tabrakan udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan. Dua pesawat komersial, Boeing 747 Saudi Arabian Airlines dan Il-76 Kazakhstan Airlines, bertabrakan di atas desa Charkhi Dadri, sekitar 60 mil sebelah barat Delhi, India. Akibat dari peristiwa tragis ini mengakibatkan hilangnya 349 nyawa, tanpa ada yang selamat di kedua pesawat.

Kecelakaan itu terjadi karena kurangnya alat bantu navigasi modern dan kesalahpahaman bahasa antara ATC dan dek penerbangan pesawat Kazakhstan. Kejadian ini sangat menekankan perlunya penerapan teknologi navigasi canggih dan menggemakan perlunya bahasa standar dalam komunikasi penerbangan di seluruh dunia.

Penerbangan TWA 800 – 1996

Pada 17 Juli 1996, dua belas menit setelah lepas landas, Penerbangan TWA 800 secara misterius meledak di udara di atas Samudra Atlantik, di lepas pantai East Moriches, New York. Insiden itu mengakibatkan hilangnya nyawa seluruh 230 orang di dalamnya.

Dugaan awal adalah potensi serangan teroris, terutama karena bencana itu terjadi hanya dua hari sebelum Olimpiade Musim Panas Atlanta. Dugaan meningkat ketika jejak bahan peledak ditemukan di reruntuhan pesawat. Meskipun terdapat banyak spekulasi dan teori, penyelidikan resmi oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menjernihkan keadaan dengan menghubungkan ledakan tersebut dengan percikan yang menyulut uap bahan bakar/udara yang mudah terbakar di tangki bahan bakar tengah.

Malaysia Airlines Penerbangan 17 – 2014

Penerbangan MH17, penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada pagi hari tanggal 17 Juli 2014 yang diisi oleh 298 penumpang dan awak pesawat, secara tragis mengakhiri perjalanannya saat sedang melintasi langit yang dilanda konflik di atas Ukraina Timur. Tanpa peringatan apa pun, pesawat itu terlempar dari langit, menewaskan semua orang di dalamnya seketika.

Investigasi resmi menetapkan bahwa sistem rudal Buk dari brigade Rudal Anti-Pesawat Rusia ke-53 lah yang menjatuhkan pesawat komersial tersebut. Insiden ini secara luas dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap keselamatan penerbangan sipil internasional. Hal ini menimbulkan gelombang kejutan dan kecaman di seluruh komunitas global.

By admin

RSS
Follow by Email