Beritatrendmasakini.com – Seorang mahasiswa 24 tahun meledakkan dirinya di luar markas polisi di kota Medan, Indonesia pada hari Rabu (13/11). Ia melukai enam orang, hanya sebulan setelah seorang militan Islam menyerang seorang mantan menteri keamanan.

Juru bicara kepolisian nasional Dedi Prasetyo mengatakan siswa itu adalah pelaku bom bunuh diri. Meskipun pihak berwenang masih menyelidiki apakah ia memiliki hubungan dengan kelompok militan mana pun.

Indonesia telah mengalami kebangkitan militansi lokal dalam beberapa tahun terakhir, dengan polisi sering menjadi sasaran serangan.

Prasetyo mengatakan empat petugas polisi dan dua warga sipil, salah satunya adalah seorang pegawai polisi. Korban terluka oleh ledakan di sebuah tempat parkir mobil di markas besar kepolisian Medan tak lama sebelum jam 9:00 pagi.

“Semua potongan yang ditemukan di tempat kejadian akan diuji oleh laboratorium forensik untuk menentukan jenis bom,” kata Prasetyo dalam konferensi pers. Ia mencatat bahwa paku, kabel, tombol sakelar dan bagian tubuh tersangka telah ditemukan.

Unit anti-terorisme Indonesia, Densus 88, sedang menyelidiki apakah pelaku memiliki hubungan dengan kelompok radikal seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diilhami oleh ISIS, yang telah melakukan serangkaian serangan di negara itu, katanya.

Gambar-gambar siaran televisi menunjukkan asap dan serpihan-serpihan yang datang dari tempat parkir. Orang-orang bergegas keluar dari gedung-gedung di sekitar kantor pusat setelah ledakan.

“Pelaku dan kelompok teroris akan dikejar, ditangkap, dan dibawa ke pengadilan oleh hukum kami,” kata Fadjroel Rahman, juru bicara Presiden Joko Widodo dalam sebuah pernyataan, yang dikutip oleh media.

Operator bandara Indonesia Angkasa Pura II mengatakan pihaknya telah memperketat keamanan di 19 bandara setelah pemboman.

Baca Juga: Cara Agar Tidak Di Blokir WhatsApp

“Tersangka mengenakan jaket tukang ojek dan memiliki ransel punggung, diyakini mengikat bom itu ke tubuhnya.” kata Prasetyo.

Sebelumnya, seorang juru bicara kepolisian provinsi mengatakan tersangka memeriksa tasnya sebelum memasuki tempat parkir. Tempat inii dekat daerah di mana orang sedang antri untuk mendapatkan sertifikat verifikasi polisi.

Serangan itu terjadi sebulan setelah seorang tersangka menikam dan melukai Wiranto, mantan menteri keamanan Indonesia, saat pembukaan sebuah gedung universitas. Wiranto, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan hanya satu nama, sejak itu telah dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani operasi.

Pemerintah berusaha keras untuk memperketat undang-undang anti-terorisme setelah serangkaian pemboman bunuh diri terkait dengan kelompok JAD menewaskan lebih dari 30 orang di kota Surabaya tahun lalu.

Meramalkan ancaman peningkatan serangan dari Indonesia yang bergabung dengan ISIS dan telah mulai kembali dari Timur Tengah, polisi telah menahan ratusan tersangka sejak awal tahun.

Stanislaus Riyanta, seorang ahli terorisme, mengatakan serangan di Medan bisa menjadi pembalasan atas kematian pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, yang bunuh diri bulan lalu saat komando AS menyerang sebuah kompleks di Suriah.

By admin

RSS
Follow by Email