BERITA TREND MASA KINI – Apakah yang biasanya anda cari dari pasangan baru anda? jawabannya tentu akan bergantung pada apakah anda laki-laki atau perempuan dan jenis hubungan yang anda inginkan saat itu. Apakah itu hubungan jangka panjang atau kencan biasa.

Namun penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang, terlepas dari jenis kelamin atau tujuan hubungan tersebut, biasanya mengutamakan hal seperti karakter emosional, daya tarik fisik dan status sosial.

Sifat-sifat positif yang ditemukan dalam diri calon pasangan biasanya disebut sebagai “deal makers” atau pembuat kesepakatan. Sementara hal-hal negatif dalam diri calon pasangan disebut sebagai “deal breakers” atau pengagal kesepakatan.

Selain tiga yang disebutkan sebelumnya, karakter emosional, daya tarik fisik dan status sosial, ciri-ciri yang lain dari calon pasangan yang umumnya diinginkan adalah tingkat kecerdasan, stabilitas emosional dan gairah.

Psikolog Cekoslovakia, Zsófia Csajbók dan psikolog Hungaria Mihály Berkics memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai “deal breakers” dalam sebuah hubungan romantis. Mereka membahas hasil penelitian ini dalam sebuah artikel yang baru-baru ini mereka terbitkan di jurnal Personality and Individual Differences.

Csajbók dan Berkics meminta 155 orang dewasa heteroseksual untuk menyebutkan karakteristik yang menjadi “deal breaker” baik untuk hubungan jangka panjang atau jangka pendek. Dari studi ini, mereka menemukan 96 karakteristik yang sering disebutkan.

Selanjutnya, para peneliti melakukan sampel yang berbeda dari 2.445 orang dewasa heteroseksual untuk menilai masing-masing dari 96 “deal breaker” dalam skala dari satu hingga tujuh, di mana satu berarti mereka tidak akan “melepaskan” calon pasangan berdasarkan sifat itu, dan tujuh berarti mereka pasti akan “melepaskan”. Data ini kemudian dianalisis menggunakan prosedur statistik yang dikenal sebagai analisis faktor, yang memasukkan 96 sifat ini ke dalam tujuh kategori.

Dan berikut adalah 7 karakteristik yang merupakan “deal breaker”:

  1. Tidak berambisi. Yang mencakup sifat-sifat seperti ragu-ragu, terlalu bergantung, dan tidak memiliki tujuan.
  2. Jahat. Yang mencakup sifat-sifat seperti pemarah, dan tidak ramah.
  3. Jorok. Yang meliputi sifat-sifat seperti kotor, tidak terawat, dan bau.
  4. Agoran. Yang termasuk sifat-sifat seperti merasa diri atau pendapatnya paling benar dan egois.
  5. Tidak menarik. Yang mencakup sifat-sifat seperti jelek dari segi penampian dan memiliki tipe tubuh yang tidak diinginkan.
  6. Menempel. Yang mencakup sifat-sifat seperti memaksa, menginginkan komitmen, dan sentimental.
  7. Kasar. Yang mencakup sifat seperti agresif dan kasar.

Dari penelitian tersebut juga ditemukan bagi para pria, dua “deal breaker” paling utama adalah tidak menarik dan kotor, terlepas dari apakah mereka mencari hubungan jangka panjang atau jangka pendek. Demikian juga, dua “deal breaker” bagi Wanita adalah kotor dan kasar. Namun, bagi mereka yang hanya mencari hubungan kencan biasa, maka “deal breaker” paling utama bagi pria atau Wanita adalah karakteristik tidak menarik.

Dalam studi terakhir, para peneliti mengeksplorasi manakah diantara lebih dianggap penting oleh seseorang ketika mengevaluasi calon pasangan. Untuk itu, mereka meminta 442 orang dewasa heteroseksual untuk mempelajari  “deal maker” yang sudah ditentukan yakni hangat, menarik, berkelas, cerdas, stabil, bersemangat dan dominan dengan “deal breaker” yakni tidak berambisi, jahat, jorok, arogan, tidak menarik, menempel dan kasar,  dari calon pasangan satu per satu dan memberi peringkat dalam bentuk urutan dari karakter yang paling ingin mereka ingin pelajari terlebih dulu hingga yang paling terakhir.

Hasilnya, orang-orang pada umumnya lebih tertarik untuk mencari tahu tentang “deal maker” terlebih dahulu daripada “deal breaker”. Hasil ini masuk akal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung mengabaikan “tanda bahaya” di awal hubungan, alih-alih berfokus pada apa yang mereka anggap diinginkan dari pasangan baru. Selain itu, orang akan sering berubah-ubah dan menimbang kembali “deal breaker” mereka begitu mereka menemukan seseorang yang memenuhi persyaratan “deal maker” mereka. Dengan kata lain, begitu seseorang jatuh cinta seringkali “deal breaker “ tidak lagi menjadi masalah.

By admin

RSS
Follow by Email