BERITA TREND MASA KINI – Bayangkan Anda mengalami hari yang buruk di kantor. Selesai bekerja Anda pun langsung mengirim pesan ke teman Anda dan menceritakan segalanya padanya. Dan tanggapan teman Anda kurang lebih seperti ini: “Sudahlah positive thinking saja, beruntung kamu masih punya pekerjaan” atau “Besok adalah hari yang baru” *emoji senyum*. Ceria? Ya, membantu atau mendukung? Tidak. “Teman yang bermaksud baik” seperti ini tidak benar-benar mau mendengarkan atau menemani Anda saat Anda membutuhkannya.

Kutipan atau pesan positif dapat tampak dan terdengar ceria, tetapi apakah mereka ini membantu atau justru merugikan Anda? Mungkinkah terlalu banyak kepositifan dapat menjadi racun atau berbahaya? Memiliki pandangan hidup yang positif baik untuk kesejahteraan mental. Namun masalahnya adalah hidup tidak selalu positif. Kita semua memiliki emosi dan pengalaman yang menyakitkan. Emosi-emosi tersebut, meskipun seringkali tidak menyenangkan, perlu dirasakan dan ditangani secara terbuka dan jujur ​​untuk mencapai penerimaan dan kesehatan psikologis yang lebih baik.

Apa Itu Toxic Positivity?

Sebelum memahami toxic positivity lebih jauh, ada baiknya untuk kita memahami dan mengingat kembali apa itu authentic positivity. Authentic positivity atau kepositifan yang otentik atau asli adalah kemampuan Anda untuk menemukan makna, tujuan, kegembiraan, hiburan, inspirasi, rasa terima kasih, kepuasan, minat, kekaguman, cinta, dan harapan dalam dan pada realitas kehidupan baik itu yang baik, yang buruk, dan yang mengerikan.

Kepositifan sejati bukanlah mengatakan, “Semuanya baik-baik saja!” sementara dunia runtuh di sekitar Anda. Itu bukan penghindaran, penyangkalan, khayalan, kenaifan, atau ketidaktahuan. Authentic positivity terdengar lebih seperti ini: “Semuanya tidak baik-baik saja. Segalanya sulit sekarang. Meski begitu, saya masih bertanggung jawab atas hidup saya. Saya dapat memilih bagaimana saya ingin memikirkan dan menanggapi situasi ini.” Menemukan ketangguhan, keberanian, dan tanggung jawab pribadi di saat kondisi tidak sempurna.

Sementara toxic positivity adalah keyakinan bahwa tidak peduli seberapa buruk atau sulitnya suatu situasi, orang harus mempertahankan pola pikir positif. Juga dapat diartikan sebagai tindakan menghindari, menekan, atau menolak emosi atau pengalaman negatif. Ini sering dan biasa dilakukan demi untuk mempertahankan fasad atau citra yang ceria dan sering kali kepositifan yang palsu. Toxic positivity dapat berupa menyangkal emosi Anda sendiri atau orang lain menyangkal emosi Anda.

Contoh Toxic Positivity

Beberapa contoh Toxic Positivity yang mungkin Anda temui dalam kehidupan Anda sendiri meliputi:

  • Ketika sesuatu yang buruk terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, orang mungkin berkata “tetap positif” atau “lihat sisi baiknya”. Meskipun komentar semacam itu sering dimaksudkan untuk bersimpati, namun disaat bersamaan komentar semacam itu dapat menutup apa pun yang sebenarnya ingin dikatakan orang tersebut tentang apa yang mereka alami.
  • Setelah mengalami beberapa jenis kehilangan, orang mungkin berkata bahwa “segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.” Orang akan membuat pernyataan seperti itu karena mereka yakin itu menghibur dan disaat bersamaan juga merupakan cara mereka untuk menghindari rasa sakit yang orang lain rasakan.
  • Saat mengungkapkan kekecewaan atau kesedihan, seseorang mungkin menjawab bahwa “kebahagiaan adalah sebuah pilihan.” Ini menunjukkan bahwa jika seseorang merasakan emosi negatif, itu adalah kesalahan mereka sendiri karena tidak “memilih” untuk bahagia.

Tanggapan-tanggapan seperti yang disebutkan diatas sering kali bermaksud baik, atau diucapakan oleh orang tidak tahu harus berkata apa lagi dan tidak tahu bagaimana cara berempati. Namun, penting untuk menyadari bahwa kepositifan beracun bisa berbahaya.

Bahayanya Toxic Positivity

Terlalu banyak kepositifan palsu yang toksik dapat membahayakan orang yang sedang mengalami masa-masa sulit. Alih-alih dapat berbagi emosi yang tulus dan mendapatkan dukungan tanpa syarat, orang-orang yang dihadapkan pada toxic positivity sering kali mendapati perasaan mereka diabaikan atau diremehkan.

  • Menyebabkan rasa malu

Menerima kepositifan yang beracun dapat menyebabkan perasaan malu. Ini memberi tahu orang-orang bahwa emosi yang mereka rasakan tidak dapat diterima. Ketika seseorang menderita, mereka perlu mengetahui bahwa emosi mereka valid dan bahwa mereka dapat menemukan kelegaan dan cinta dalam diri teman dan keluarga mereka.

  • Menyebabkan rasa bersalah

Menerima kepositifan yang beracun juga dapat menyebabkan perasaan bersalah. Hal itu mengirimkan pesan bahwa jika Anda tidak menemukan cara untuk merasa positif, bahkan pada saat tengah menghadapi tragedi, artinya Anda melakukan sesuatu yang salah.

  • Menghindari emosi manusia yang otentik

Toxic positivity berfungsi sebagai mekanisme penghindaran. Sadar atau tidak sadar terkadang orang yang melakukan toxic positivity bertindak demikian untuk menghindari situasi emosional yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Saat orang merasakan emosi yang sulit, mereka cenderung mengabaikan dan menyangkalnya.

  • Mencegah pertumbuhan

Kepositifan beracun memungkinkan kita untuk terhindar dari hal-hal yang mungkin menyakitkan. Tetapi ini juga menghambat kemampuan kita untuk menghadapi emosi atau situasi menantang yang sebenarnya dapat mengarah pada pertumbuhan dan wawasan yang lebih dalam.

Bagaimana Cara Menghindari Toxic Positivity

Jika Anda mengenali perilaku positif beracun dalam diri Anda, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sehat dan mendukung.

  • Kembangkan sikap bahwa “tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja”. Alih-alih memiliki sudut pandang bahwa memiliki perasaan negatif itu salah, terimalah bahwa tidak realistis untuk selalu baik-baik saja. Ingatkan diri Anda bahwa jika seseorang merasa tidak baik-baik saja, itu bisa diterima.
  • Kelola emosi negatif Anda, tetapi jangan menyangkalnya. Emosi negatif dapat menyebabkan stres jika tidak dikendalikan. Namun emosi negatif juga dapat memberikan informasi penting yang dapat membawa perubahan bermanfaat dalam hidup Anda.
  • Fokus pada mendengarkan orang lain dan menunjukkan dukungan. Saat seseorang mengekspresikan emosi yang sulit, jangan menutupnya dengan kepositifan yang beracun. Alih-alih, beri tahu mereka bahwa apa yang mereka rasakan itu normal dan Anda ada di sana untuk mendengarkan.

By admin

RSS
Follow by Email