BERITA TREND MASA KINI – Istilah Grey Divorce atau perceraian di usia senja belakangan ini tengah menjadi topik pembicaraan dan juga pembahasan di banyak kalangan. Secara statistik menunjukkan bahwa perceraian di usia senja semakin meningkat, dan alasan di baliknya rumit dan beragam.
Perceraian di usia senja sering diartikan sebagai perceraian yang terjadi setelah usia 50 tahun setelah pernikahan jangka panjang. Orang-orang ini telah menikah selama bertahun-tahun atau puluhan tahun tetapi akhirnya memutuskan untuk berpisah di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka.
Di negara maju seperti Amerika Serikat sendiri, menurut analisis Brown dan Lin atas Laporan Statistik Vital AS dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan data Survei Komunitas Amerika dari Biro Sensus AS, dari tahun 1990 hingga 2010, angka perceraian di usia senja berlipat ganda. Pada tahun 2010, 27% perceraian terjadi di antara mereka yang berusia 50 tahun ke atas; pada tahun 2019 meningkat menjadi 36%. Dengan menggali data tersebut, para peneliti menemukan bahwa 1 dari 4 perceraian terjadi di antara mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Mengapa banyak pasangan lanjut usia bercerai? pasangan lanjut usia yang bercerai lebih mungkin berpisah karena sindrom empty nest, perselingkuhan, dan keuangan. Alih-alih memperebutkan hak asuh anak, pasangan lanjut usia lebih mungkin bertengkar tentang rencana pensiun dan tabungan pensiun. Alasan lainnya lebih berkaitan dengan toleransi masyarakat yang berkembang terhadap perceraian dan status perempuan yang berkembang sebagai orang yang mandiri secara finansial dan emosional.
Untuk memahami lebih dalam mengenai penyebab terjadinya perceraian di usia senja, berikut adalah faktor-faktoryang berperan besar:
- Sindrom empty nest
Anak-anak yang meninggalkan rumah dapat menciptakan perubahan besar dalam suatu hubungan, terkadang mengakibatkan apa yang biasa disebut “sindrom empty nest.” Pasangan mungkin menemukan bahwa begitu anak-anak mereka tidak lagi tinggal di rumah, mereka memiliki sedikit kesamaan di luar peran mereka sebagai orang tua. Hal ini dapat mempersulit untuk menemukan kedekatan dan koneksi, yang menyebabkan banyak orang dewasa mencari kepuasan di luar hubungan mereka.
2. Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan salah satu alasan paling umum untuk perceraian pada usia berapa pun, termasuk di antara pasangan yang lebih tua. Perselingkuhan merupakan pengkhianatan yang pahit. Setelah menghabiskan waktu seumur hidup untuk membangun kenangan bersama dengan orang lain, melihatnya hancur karena ketidaksetiaan dapat membuat sulit untuk memperbaiki kepercayaan dan keintiman yang pernah terjalin di antara pasangan.
3. Masalah Keuangan
Pertengkaran tentang uang dapat menjadi lebih nyata saat pasangan mendekati usia pensiun. Akan menjadi lebih sulit untuk menemukan titik temu dan menjaga kedamaian, saat orang-orang mempertimbangkan untuk meninggalkan dunia kerja. Perselingkuhan finansial, seperti menyembunyikan tagihan, pembelian dalam jumlah besar, utang, atau rekening bank rahasia juga dapat memengaruhi stabilitas pernikahan jangka panjang.
4. Masalah Kesehatan
Penelitian menunjukkan adanya kesenjangan gender dalam bagaimana masalah kesehatan memengaruhi pasangan. Penelitian melaporkan risiko perceraian yang lebih tinggi jika istri mengidap penyakit kronis, sedangkan pria yang menjadi cacat atau sakit tidak menghadapi tingkat risiko yang sama.
5. Perubahan Harapan
Harapan kita terhadap apa yang kita anggap sebagai pernikahan yang sehat dan memuaskan juga telah berubah seiring waktu. Saat ini, pasangan cenderung lebih menekankan pada bagaimana hubungan tersebut membuat mereka merasa, termasuk apakah hubungan tersebut berkontribusi pada kebahagiaan dan kepuasan mereka secara keseluruhan. Ketika hubungan atau kebutuhan seseorang berubah, hubungan tersebut mungkin tidak lagi memenuhi kriteria ini, itulah sebabnya beberapa orang mungkin memilih untuk mengakhiri hubungan.
6. Perubahan Masyarakat
Perubahan masyarakat juga memengaruhi pergolakan hubungan ini. Orang dewasa yang lebih tua sering kali dibesarkan dengan harapan bahwa mereka akan menikah, memiliki anak, dan tumbuh tua bersama. Saat ini, banyak orang kini menyadari bahwa tidak ada jalan yang cocok untuk semua orang menuju kehidupan yang bahagia, dan wanita memiliki lebih banyak kebebasan dan kemandirian finansial dibandingkan generasi sebelumnya.
Jika Anda sekarang berada dalam fase dimana Anda mempertimbangkan perceraian di usia Anda yang sudah tidak lagi muda, sebelum membuat keputusan besar tersebut refleksi diri itu penting. Jelaskan dengan sangat jelas mengapa Anda berpikir tentang perceraian dan pahami bahwa keputusan Anda dapat memengaruhi orang lain. Apa yang ingin Anda capai, apa skenario terbaik dan terburuk Anda, dan apa yang bisa Anda dapatkan atau hilangkan dalam prosesnya?
Pada akhirnya, penting untuk membuat keputusan yang terbaik bagi Anda dan orang-orang yang penting bagi Anda. Bicaralah dengan seorang ahli untuk memastikan bahwa Anda memahami prosesnya dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi hidup Anda. Dalam beberapa kasus, konseling atau terapi mungkin dapat menyelesaikan beberapa masalah yang mendasarinya, tetapi penting untuk berbicara dengan seorang pengacara untuk mendapatkan nasihat dan bantuan ahli selama proses yang mungkin sulit ini.